Suara.com - Penyembelihan hewan kurban Idul Adha sudah berangsur-angsur dilaksanakan. Kini, giliran waktunya untuk membagikan daging hewan kurban ke masyarakat.
Salah satu potongan daging hewan kurban yang dibagikan adalah jeroan.
Tak kalah enaknya dengan potongan lainnya, jeroan hasil penyembelihan hewan kurban juga diminati masyarakat lantaran rasanya yang unuk dan dapat diolah menjadi berbagai hidangan nikmat dan disukai oleh seluruh anggota keluarga.
Meski banyak diminati, jeroan memerlukan beberapa penanganan ekstra untuk mengolahnya supaya enak dan tidak berbau amis. Apalagi di tengah waspada wabah PMK yang kini melanda Indonesia, pengolahan jeroan perlu memperhatikan beberapa tahapan agar tidak terjadi kontaminasi silang.
Baca Juga: 5 Cara Menyimpan Daging Kurban agar Tetap Empuk, Segar, dan Tahan Lama
Berikut tips mengolah jeroan hewan kurban agar aman dari bahaya PMK sekaligus nikmat dikonsumsi.
1. Pisahkan daging dengan jeroan saat disimpan dan dibagikan ke masyarakat
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 114/Permentan/PD.410/9/2014 tentang Pemotongan Hewan Kurban pasal 34, pembagian daging dan jeroan hewan kurban harus menggunakan wadah yang terpisah.
Tak berhenti di situ, saat sudah diterima oleh masyarakat, penyimpanan daging dan jeroan hewan kurban masih perlu dipisah dalam kontainer yang berbeda.
Menyimpan daging dan jeroan hewan kurban dapat berpotensi kontaminasi silang bakteri dan virus. Ditambah dengan adanya wabah virus PMK, mencampur kedua potongan tersebut dalam wadah yang sama akan berisiko menyebarkan virus tersebut.
Baca Juga: Detik-detik Bocah Nangis Peluk Sapi Miliknya yang Mau Disembelih
Tips ini juga turut dijelaskan oleh Kepala Bidang Keamanan Pangan DKPP Kota Bandung, drh. Ermariah yang menyebutkan bahwa jeroan merupakan potongan dengan risiko ditemukannya virus dan bakteri lebih tinggi.
"Kalau kita periksa, daging itu justru sumber-sumber penyakitnya ada di jeroan. Sebab jeroan itu lebih banyak mengandung bakteri dan virus," ungkap Ermariah.
2. Simpan jeroan dalam suhu dingin
Layaknya potongan lainnya, jeroan perlu disimpan dalam suhu yang dingin jika ingin disimpan lebih lama. Kulkas dengan suhu 0-4 derajat Celcius dapat menambah masa layak konsumsi jeroan sekitar 24-36 jam.
Sedangkan pendingin dengan suhu di bawah -20 derajat Celcius dapat menambah masa layak konsumsi jeroan menjadi setahun.
3. Rendam jeroan dengan air kapur sirih atau bahan penghilang amis lainnya
Jeroan merupakan potongan yang rentan berbau amis. Tanpa penanganan khusus, jeroan yang langsung dimasak akan berbau amis meski sudah diolah menjadi hidangan berbumbu.
Salah satu cara untuk menghilangkan bau amis tersebut adalah merendamnya dengan air kapur sirih.
Selain itu bahan-bahan beraroma wangi lainnya seperti jahe, daun salam, dan lengkuas dapat menggantikan air kapur sirih untuk menghilangkan bau jeroan saat proses perebusan.
4. Jeroan harus dimasak dengan suhu tinggi selama 30 menit
Guna membunuh bakteri dan virus, rebus jeroan selama 30 menit dengan suhu tinggi. Jeroan yang langsung dimasak dan diolah menjadi hidangan akan berpotensi masih membawa kontaminan yang menempel.
Maka, sebelum mencampurkan jeroan dalam hidangan lainnya, rebus terlebih dahulu melalui dua kali proses perebusan.
5. Olah jeroan menjadi berbagai resep hidangan
Banyak sekali resep hidangan yang berbahan dasar jeroan.
Usai perebusan pertama, jeroan langsung bisa diolah melalui perebusan atau proses memasak lainnya dengan mencampurkan bumbu dan bahan pelengkap.
Berbagai resep hidangan seperti tongseng, gulai, dan rendang cocok untuk mengolah jeroan.
Itu lah 5 tips mengolah jeroan agar nikmat dikonsumsi dan aman dari PMK. Semoga bermanfaat!
Kontributor : Armand Ilham