Suara.com - Industri perhotelan menjadi salah satu yang paling terdampak apabila level PPKM kembali ditingkatkan. Otomatis, mobilitas masyarakat untuk bepergian, termasuk berlibur juga jadi terbatas.
Seiring kondisi yang telah membaik dibanding saat awal pandemi Covid-19 di Indonesia, pihak pengelola hotel kini memiliki strategi baru untuk mengamankan pemasukan apabila tren infeksi naik dan PPKM kembali diketatkan.
"Dari segi bisnis sendiri biasanya kita baca tren. Misal kita sudah mulai ada bisik-bisik, dari informasi yang kita dapat, kayaknya level PPKM dinaikkan lagi, berarti secara operasional juga harus disesuaikan," kata CEO Liberta Hotel Niken Prawesti ditemui di Amanuba Hotel & Ressort Jakarta, beberapa waktu lalu.
Penyesuaian operasional dilakukan dengan mengurangi kapasitas hotel. Misalnya, awalnya sudah bisa sampai 100 persen, turun menjadi 75 persen akibat kenaikan level PPKM.
Baca Juga: 13 Pegawai KPK Positif Covid-19, 1 Orang Dirawat di RS
Bila sudah begitu, pengelola hotel harus tetap lakukan strategi lain agar pemasukan tetap stabil.
"Gimana caranya supaya bisnis jalan terus, ada sih strategi kita misalnya, yang tadinya buat event besar kita jadi buat event limited dan harus booking dulu. Jadi orang juga berlomba-lomba untuk bisa dapat slot," ungkapnya.
Berbagai promo yang ditawarkan juga bertujuan untuk menarik yamu agar mau datang mrnginap. Niken mengatakan bahwa terpenting bagi pengelola hotel sebenarnya bisa memenuhi minimal keterisian kamar hotel atau okupansi dalam waktu tertentu.
Sehingga dengan begitu, minimal pihak hotel bisa menutup biaya operasionalnya.
"Jadi jangan sampai terdampak banget di kemampuan owner. Minimum okupansi masuk dulu, supaya aman cash flow," ujarnya.
Baca Juga: Pakar Kesehatan Imbau Warga Ingat, Saat Ini Masih Pademi COVID-19 dan Harus Jaga Prokes