Suara.com - Jerome Polin dikenal sebagai Youtuber yang sering membuat konten tentang cara mengerjakan soal matematika dengan rumus cepat. Lulusan matematika dari Universitas Waseda di Jepang itu memang punya perhatian khusus terhadap pendidikan.
Pada salah satu video di kanal YouTube Nihongo Mantappu, Jerome bahkan mengaku bercita-cita jadi Menteri Pendidikan sejak SD.
Memiliki pengalaman mengajar di berbagai sekolah hingga ke Papua, Jerome menyorot persoalan pendidikan di Indonesia yang menurutnya kualitas sekolah belum merata di setiap daerah.
"Di Indonesia menurut aku masalahnya zonasi itu belum imbang. Kalau sistem di New Primagara kan tutornya juga sudah dilatih, jadi Primagama di sini dan di sana semua sama. Aku ingin terapin itu di Indonesia, sekolah di sini sama sekolah sana juga sama sistemnya," kata Jerome ditemui usai jadi guru tamu di New Primagama, Fatmawati, Jakarta, Selasa (5/7/2022).
Baca Juga: Ingin Dapat Beasiswa Seperti Jerome Polin, Yuk Contek Cara Belajarnya Berikut Ini!
Apabila kualitas sekolah di seluruh Indonesia sudah merata, maka penerapan zonasi juga bisa lebih baik dilakukan. Di Jepang, lanjut Jerome, sistem zonasi sangat membantu para siswa untuk bisa bersekolah lebih dekat dari rumahnya tanpa khawatir perbedaan kualitas pengajaran.
"Dan orang di sana (Jepang) kalo disuruh pergi sekolah ke yang jauh, buat apa, kecuali SMA ya. Mungkin ada yang swasta untuk lanjut ke Universitas tertentu. Jadi sekolah di Jepang basic-nya sama," cerita Jerome.
Saat berkesempatan mengajar matematika di Papua beberapa waktu lalu, Jerome mendapati beberapa anak usia sekolah SD yang belum lancar memahami perhitungan perkalian.
Sehingga, Jerome sebagai guru perlu perlahan mengajarkan siswa sesuai dengan kemampuannya. Menurutnya, kualitas pendidikan di Indonesia perlu disetarakan, baik pada kemampuan pengajar juga fasilitas pendukung di sekolah.
"Kalau jadi guru aku harus melihat siswa ini kepintarannya beda-beda. Aku pribadi lemah di sejarah, biologi, jadi enggak semua orang bisa di semua pelajaran. Sebagai guru, aku harus kenal satu per satu (siswa)," ujarnya.