Crop Top Jadi Pakaian Erika Karlina dan Hesti Purwadinata Saat Tanding Bulutangkis, Ini Sejarah dan Perkembangannya

Rabu, 06 Juli 2022 | 11:17 WIB
Crop Top Jadi Pakaian Erika Karlina dan Hesti Purwadinata Saat Tanding Bulutangkis, Ini Sejarah dan Perkembangannya
Momen Selebrasi Kemenangan Erika Carlina - Hesti Purwadinata di Tepok Bulu Vindes. (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gaya sporty Erika Carlina dan Hesti Purwadinata yang mengenakan crop top dan rok mini saat bertanding bulutangkis dalam helatan Tepok Bulu Vindes Sport beberapa waktu lalu cukup menarik perhatian.

Jika biasanya para atlet bulu tangkis mengenakan kaos konvensional yang menutupi perut, gaya keduanya yang modis justru membuat mereka tampak seperti anggota cheerleader.

Hal ini membuat banyak orang penasaran dengan salah satu item fashion crop top yang populer sejak tahun 90an. Nah, untuk mengetahui sejarah perkembangan crop top, berikut beberapa hal yang bisa kamu ketahui, seperti dilansir Start Up Fashion berikut.

1. Populer Terlebih Dahulu di Kawasan Timur
Atasan yang mengekspos bagian perut satu ini dipopulerkan oleh budaya Timur. Misalnya di India, sari tradisional biasanya dikenakan dengan atasan pendek yang disebut choli. Gaya ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu, dan masih dipasangkan dengan sari hingga saat ini.

Selain itu, pakaian yang dikenakan untuk tari perut juga berasal dari Timur. Sulit untuk memastikan asal usul yang tepat dari pakaian tersebut, karena mengalami berbagai perubahan selama periode waktu tertentu, dan tempat yang berbeda seperti Mesir, Timur Tengah dan Asia memiliki gaya mereka sendiri.

2. Awalnya Dikenal di Barat dengan Bedlah
Dirancang oleh pemilik kabaret Mesir Badia Masabni (yang berharap untuk menarik wisatawan), bedlah adalah kostum dua potong yang, tentu saja, memamerkan perut untuk tujuan menari. Pada tahun 1893, penari perut memberikan pertunjukan di Pameran Dunia di Chicago, memperkenalkan Barat pada bedlah, dan konsep crop top secara umum.

Meski crop top cukup menarik, itu akan memakan waktu beberapa dekade sebelum benar-benae menarik perhatian orang Barat. Untuk sementara waktu, pakaian ini bahkan dianggap terlalu "eksotis" dan terbuka untuk dimasukkan ke dalam mode mereka, dan tidak seperti di kawasan Timur, tidak ada banyak kebutuhan untuk itu.

3. Mulai Populer Selama Perang Dunia II
Namun, pada tahun 1940-an, ini mengubah—setidaknya bagian tentang kebutuhan. Selama Perang Dunia II, banyak barang dijatah, termasuk kain. Artinya, desain pakaian harus lebih kreatif untuk menghemat bahan baku.

Desainer pakaian memanfaatkan kesempatan itu sebagai alasan untuk memamerkan sedikit kulit-memotong bagian bawah kemeja adalah solusi yang mudah namun bergaya.

Baca Juga: Luna Maya Pose dengan Baju Hanya Berkancing Dua, Netizen: Menonjol Banget!

Crop top menjadi ciri khas tampilan tahun 1940-an. Versi ini sering dibuat dengan kerah tinggi, lengan pendek, dan dikenakan dengan rok midi berpinggang tinggi. Ansambel ini menciptakan sosok jam pasir yang populer saat itu. Itu sangat cocok untuk berlibur di musim panas, karena terlihat chic, namun mudah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI