Suara.com - Pahlawan Nasional Indonesia, Kapitan Pattimura, jadi sorotan usai disebut bernama asli Ahmad Lussy oleh Ustaz Adi Hidayat. Masyarakat pun kembali mengenang perjuangannya, termasuk adanya tradisi adat Obor Pattimura di Maluku.
Mengutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Rabu (6/7/2022), Obor Pattimura adalah upacara adat di Maluku setiap tanggal 15 Mei untuk mengenang jasa pahlawan Kapitan Pattimura.
Perayaan yang identik dengan ikon obor ini, menurut para tetua Maluku, berfungsi untuk membakar semangat perjuangan Pattimura.
Adapun tanggal 15 Mei dipilih lantaran pada malam sebelumnya, 14 Mei 1817 silam, Pattimura diberi gelar Kapitan usai memimpin musyawarah besar di Gunung Saniri di negeri Tuhaha.
Baca Juga: Mengenal Prawoto Mangkusasmito, Ketua Umum Terakhir Partai Masyumi
Musyawarah tersebut menyusun strategi mengusir Belanda dari Maluku, di mana semua kapitan dari Pulau Ambon, Seram, Saparua, Haruku dan Nusalaut berkumpul.
Oleh sebab itu, setiap tanggal 14 Mei dilakukan proses pembakaran obor Pattimura di gunung Saniri, dan obor tersebut hanya bisa dibakar oleh anak adat Negeri Tuhaha.
Perlu diketahui, Kapitan Pattimura yang bernama asli Thomas Matulessy ini lahir di Negeri Haria, Saparua, Maluku, tahun 1783.
Dalam upacara ini, biasanya masyarakat adat akan merekonstruksi ulang, atau menceritakan dengan adegan, bagaimana seorang kapitan Pattimura yang sebelum melakukan perlawanan dengan pihak Belanda.
Kemudian diperagakan bagaimana saat itu Pattimura melakukan upacara adat untuk meminta restu dari tuhan dan para leluhur, untuk menyatukan hati dan menggelorakan keberanian dan semangat pantang mundur di dalam menentang penjajah.
Baca Juga: Bobby Nasution: Kita Ingin Ceritakan dan Lestarikan Semangat yang Ditunjukkan Letjen Jamin Ginting