Suara.com - Apa yang ada di kepala Anda kalau mendengar kata tips jadi juara? Pastilah yang terbayang adalah sikap pantang menyerah, optimis, kerja keras, konsisten, dan fokus. Duh, kedengarannya, kok, susah ya untuk diterapkan?
Meski susah, tapi sudah jadi tugas kita sebagai orang tua untuk mengajarkan hal-hal ini kepada anak. Sejak dini, anak harus paham bahwa untuk mencapaisesuatu, kalau mau menggapai cita-cita untuk jadi juara, ia harus gigih dan tidak gampang menyerah.
Meraih impian dan cita-cita itu banyak tantangannya, lho. Namun kita sebagai orang tua, harus mengajarkan anak untuk tetap berjuang. Bagaimana caranya? Simak inspirasi dari Debby Susanto, yuk!
Debby adalah mantan atlet bulutangkis yang beberapa kali menjadi juara dunia, di antaranya mendapatkan medali emas Asia Junior, medali emas di SEA Games, hingga juara All England 2016.
Baca Juga: Apa Itu Strict Parents? Ini Ciri-ciri dan Dampaknya Bagi Anak
Dalam acara Lazada Mother and Baby Festival Supported by Babyologist beberapa waktu lalu, Debby yang kini ibu dari satu orang anak, menceritakan perjuangannya menjadi juara, dan berbagi tips dalam mengajarkan anaknya untuk memiliki sikap-sikap yang dimiliki seorang juara. Simak, yuk!
Kenali Bakat dan Kemampuan Anak Sejak Dini
Lahir dari kedua orang tua yang hobi bermain bulutangkis, Debby telah mengenal olahraga ini sejak kecil. Namun, ia mengaku baru mulai serius menekuninya di usia 12 tahun.
"Itu sebenarnya sudah terlambat. Biasanya, dalam bulutangkis, anak-anak usia segitu sudah masuk klub besar. Sedangkan, saya baru memulai," kata Debby.
Menurutnya, di usia anak 7-8 tahun, jika orang tua sudah mengenali bakat dan kemampuan anaknya, bisa langsung bertindak, misal dengan langsung memasukkan anak ke klub yang mendukung bakatnya.
Baca Juga: 5 Tips Mempertajam Daya Ingat Anak
Debby beruntung memiliki orang tua yang sangat mengenali bakat dan kemampuannya. Ia sendiri, jika dulu ditanya mengenai cita-citanya, selalu konsisten menjawab ingin menjadi atlet dan menjadi juara dunia.
Jawaban mantap Debby itu juga sejalan dengan apa yang dilakukannya. Orang tuanya melihat, Debby selalu antusias saat bermain bulutangkis.
"Dari kecil, saya merasa bahagia kalau main bulutangkis. Rasanya seperti nggak ada capeknya, nggak kepingin berhenti. Kalau gagal, ingin mencoba lagi dan lagi," katanya.
Kini, Debby pun berusaha untuk mengenali bakat dan kemampuan anaknya, Mika (2 tahun). Menurutnya, Mika memang sudah tertarik dengan raket sejak dini. Setiap kali memegang raket, Mika akan mengambil shuttlecock (kok) dan mengajak mamanya untuk bermain.
Meski begitu, Debby tak buru-buru menyimpulkan anaknya berbakat dan tertarik di bulutangkis. Menurutnya, anaknya boleh menjadi apa saja yang diinginan dan disukainya. Tugasnya sebagai orang tua adalah memperkenalkan dan memberi stimulasi sebanyak-banyaknya kepada anak.
Menanamkan Sikap-Sikap yang Dimiliki Sang Juara Kepada Anak
Satu hal yang diyakini Debby menjadi kunci hingga akhirnya ia bisa menjadi juara dunia adalah sikap konsisten yang dimilikinya.
"Dulu, aku satu-satunya anak yang menulis cita-citanya menjadi atlet bulutangksi dan jadi juara dunia. Aku diketawain," kata perempuan asal Palembang ini.
Orang-orang di sekitarnya dulu suka bilang bahwa mimpi Debby terlalu tinggi. Banyak yang menganggap jadi atlet itu tidak bisa sukses dan tidak ada masa depannya.
Namun justru karena sering diremehkan itulah, Debby bisa konsisten dengan cita-citanya. Dalam hatinya timbul perasaan ingin membuktikan kepada orang-orang itu, bahwa mereka salah.
Meski sesekali perasaan jenuh datang, tapi tekad untuk membuktikan diri kepada orang-orang yang pernah meremehkan cita-citanya begitu kuat, sehingga ia tak membiarkan perasaan jenuh itu membuatnya down.
Selain konsisten, menurut Debby, ada banyak sikap lain yang penting dimiliki oleh seorang juara. Dan kalau kita sebagai orang tua ingin anaknya menjadi seorang juara kelak, maka penting untuk menanamkan sikap ini sejak dini.
"Sebagai seorang atlet, salah satu sikap yang aku ajarkan ke anak adalah bisa menerima kekalahan. Tapi bukan berarti menyerah, kita harus mencoba lagi kalau kalah, evaluasi apa yang kurang, dan perbaiki," kata Debby.
Setiap kali bermain dengan Mika, Debby tak ingin pura-pura mengalah.
"Kalau ia memang salah dan kalah, aku akan berkata ia kalah. Dia mungkin menangis, tapi aku membesarkan hatinya dengan berkata bahwa tak apa-apa kalah. Setelah itu, aku akan ajak Mika mencari strategi agar ia tak kalah lagi," paparnya.
Hal lain yang juga Debby ajarkan kepada anaknya adalah sikap disiplin, yang dulu sangat erat kaitannya dengan kesehariannya sebagai seorang atlet.
Kepada anaknya, ia mengajarkannya mulai dari hal sederhana, yaitu membereskan mainan sendiri. Tak hanya mengajarkannya disiplin dengan aturan, tapi juga mengajarkan anak agar tidak lepas dari tanggung jawab.
Nah, begitulah tips menjadi juara dari Debby Susanto, juara dunia bulutangkis yang kini fokus sebagai full time mom, mengajarkan hal-hal baik kepada anaknya agar kelak menjadi seorang juara juga. Tiru, yuk!