Kasus KBGO Terus Meningkat, Begini Cara Lawan Kekerasan Seksual di Dunia Maya

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 05 Juli 2022 | 13:13 WIB
Kasus KBGO Terus Meningkat, Begini Cara Lawan Kekerasan Seksual di Dunia Maya
Ilustrasi Kekerasan Berbasis Gender Online pada anak. [Foto : Ilustrasi / Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kekerasan seksual tidak hanya terjadi di dunia nyata. Kemudahan akses teknologi juga membuka peluang orang tidak bertanggung jawab untuk melakukan kekerasan seksual di dunia maya.

Meski demikian, seringkali, korban biasanya melapor karena malu atau takut dianggap melakukan kesalahan.

“Yang harus kita tanamkan, ketika kita mengalami pelecehan seksual atau siapa pun di sekitar kita mengalami pelecehan seksual. Yang harus diingat adalah kita tidak salah. Yang salah dan bermasalah adalah mereka (pelaku),” kata Pengusaha, Digital Trainer, dan Graphologist, Diana Aletheia Balienda saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Malang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Kekerasan berbasis gender online sendiri bisa terjadi pada siapa saja. Menurut Survei Plan Internasional pada 2019 yang dilakukan kepada 14000 perempuan usia 14-25 tahun di 22 negara, 58 persen perempuan mengalami pelecehan daring.

Baca Juga: Beredar Video Kiai Shiddiqiyyah Ploso Minta Polisi Setop Buru Anaknya, Begini Respons Kapolres Jombang

Ilustrasi kekerasan seksual (freepik.com)
Ilustrasi kekerasan seksual (freepik.com)

Kemudian 50 persen partisipas menyatakan lebih sering terjadi pelecehan daring dibandingkan luring. Kejadian paling umum terjadi di media sosial.

Jumlah kasus KBGO meningkat pesat selama pandemi Covid-19. Tercatat 940 kasus terjadi pada 2020, padahal 2019 ditemukan 281 kasus. Dampak KBGO bisa membuat korban mengalami depresi, kecemasan dan ketakutan, dan bahkan melakukan bunuh diri.

“Orang mungkin tidak akan percaya kita dilecehkan. Kalau di dunia digital, screenshot untuk menjadi bukti, kemudian bicara dengan orang yang dipercaya sehingga bisa membela kita,” ujar Diana.

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8 persen dari total populasi Indonesia.

Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.

Baca Juga: 2024, Kominfo Targetkan 50 Juta Orang Indonesia Dapatkan Literasi Digital

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Malang, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Pengusaha, Digital Trainer, dan Graphologist, Diana Aletheia Balienda. Kemudian Digital Campaign Strategist Seknas Jaringan GUSDURian, Muhammad Pandu, serta Founder Komunitas Njombangan, Johar Zauhariy, S.E.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI