Bukan Lagi Dua Anak Cukup, Kampanye Keluarga Berencana Kini Jadi Dua Anak Sehat

Senin, 04 Juli 2022 | 13:43 WIB
Bukan Lagi Dua Anak Cukup, Kampanye Keluarga Berencana Kini Jadi Dua Anak Sehat
Ilustrasi Dua Anak/Pixabay.com/Bessi
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kampanye dua anak cukup telah dikenal masyarakat dalam program Keluarga Berencana (KB) sejak masa Presiden Soeharto. Saat ini Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengubah kampanye tersebut menjadi dua anak sehat.

"Sekarang bukan lagi 'dua anak cukup', tapi 'dua anak sehat'. Itu untuk memutus mata rantai stunting," kata Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN dr. Eni Gustina, MPH., dalam webinar bersama Tentang Anak, Senin (4/7/2022).

Ia menjelaskan, maksud dari kampanye tersebut bahwa setiap orang tua harus memastikan seluruh anaknya tumbuh dan berkembang dengan sehat. Selain faktor kesehatan ibu, juga pola asuh yang diterapkan, jarak kelahiran antar anak juga akan berpengaruh.

Dokter Eni menyampaikan, jarak ideal antar kehamilan minimal 2 tahun 9 bulan, berdasarkan anjuran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Apabila jarak kelahiran kurang dari itu, ibu jadi tidak bisa fokus dalam memenuhi kebutuhan gizi anak sebelumnya yang sudah lahir. Selain itu, pertumbuhan bayi yang masih dalam kandungan juga bisa terganggu.

Baca Juga: BKKBN: Banyak Anak Banyak Rezeki Sudah Tidak Berlaku

"Jarak antar anak itu sangat mempengaruhi intelijensi anak," ujarnya.

Dokter spesialis obgyn, Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG(K), MPH menambahkan, untuk mencapai jarak minimal tersebut, masyarakat dapat merencanakan kehamilan dengan menggunakan berbagai upaya pencegahan dan penjarangan kehamilan, khususnya penggunaan kontrasepsi.

"Namun saat ini, masyarakat khususnya orang tua baru, belum sepenuhnya memahami jenis, manfaat, dan konsekuensi penggunaan alat kontrasepsi yang beredar di masyarakat," ungkapnya.

Dokter Dwiana pun menyarankan agar para pasangan atau orangtua baru mencari tahu terkait penggunaan alat kontrasepsi kepada tenaga kesehatan setiap kali lakukan kontrol kehamilan.

Baca Juga: Luruskan Mitos Soal Keluarga Berencana, BKKBN Minta Bidan Lebih Empati

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI