Suara.com - Beberapa waktu lalu Jakarta baru saja berulang tahun ke-495. Agar lebih istimewa, pada perayaan kali ini, Gubernur Anies Baswedan mengubah 22 nama jalan di Jakarta, menjadi nama berbagai tokoh Betawi yang dinilai berkontribusi untuk Indonesia.
"Dengan mengucap bismillahirrohmannirrohim, pada Senin, 20 Juni 2022, penetapan nama jalan itu zona dengan nama tokoh Betawi dan nama tokoh asal Jakarta di Provinsi DKI Jakarta secara resmi ditetapkan," kata Anies di Jakarta Selatan.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai nama-nama jalan baru tersebut, berikut ini profil tokoh yang namanya dijadikan di berbagai jalan di Ibukota, yang berhasil dirangkum suara.com, Sabtu (2/7/2022).
1. Jalan A. Hamid Arief (sebelumnya Jalan Tanah Tinggi 1 gang 5)
Baca Juga: Mengenal Deretan Tokoh Betawi yang Jadi Nama Jalan Baru di Jakarta (Bagian 1)
Tokoh satu ini adalah seorang aktor yang ketenarannya pada masa lampau setara dengan Reza Rahadian. Abdul Hamid Arief mampu menyelami semua peran, baik film drama, aksi, maupun komedi.
Tahun 1950-an adalah masa kejawaan Hamid, karena selain aktingnya memikat ia juga memiliki suara yang merdu. Pada masa melawan penjajahan Jepang dan Belanda, ia berjuang lewat kesenian, bahkan tentara maupun polisi dibuat terkesima olehnya.
2. Jalan H. Imam Sapi'ie (sebelumnya Jalan Senen Raya)
Tokoh satu ini sangat akrab dengan masyarakat betawi. Ia punya nama sapaan Bang Pi'ie, dikenal sebagai jagoan alias jawara Betawi. Ia lahir di Kampung Bangka, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada 27 Agustus 1918.
Bahkan saking tersohornya, ia juga pernah mengisi Kabinet Seratus Menteri era pemerintahan Presiden Soekarno, sebagai Menteri Urusan Keamanan Rakyat.
Baca Juga: Cuma Butuh Setengah Jam, Alamat Rumahnya Sudah Berganti, Warga Lansia: RW yang Jemput Bola
3. Jalan Abdullah Ali (sebelumnya Jalan SMP 76)
Nama satu ini mungkin tidak banyak yang tahu, tapi tokoh satu ini punya peran yang besar di bidang perbankan. Salah satunya membawa investasi Bank Central Asia ke Indonesia dan berbagai daerah.
Lelaki kelahiran 8 Agustus 1927 dan wafat pada 15 Desember 2005 ini juga pernah menjabat sebagai Presiden Direktur BCA, padahal hanya mengenyam pendidikan hingga bangku SMA saja.
4. Jalan M. Mashabi (sebelumnya Jalan Kebon Kacang Raya Sisi Utara)
Lelaki kelahiran Kebon Kacang, Tanah Abang pada 1943 ini adalah seorang musisi melayu yang populer pada 1950 hingga 1960-an.
Mashabi juga adalah musisi Indonesia pencetus genre dangdut di Tanah Air. Hal ini tertuang dalam publikasi Universitas Oxford, Inggris, Dangdut Stories: A Social and Musical History of Indonesia's Most Popular Music oleh Andrew N Weintraub.
5. Jalan H.M. Shaleh Ishak (sebelumnya Jalan Kebon Kacang Raya Sisi Selatan)
Meski tidak familiar, namun H.M Saleh Ishak sesungguhnya adalah lelaki yang lahir dan besar di Jakarta. Ia adalah salah satu Pahlawan Kemerdekaan 1945 hingga 1950-an.
6. Jalan Tino Sidin (sebelumnya Jalan Cikini VII)
Lelaki satu ini memang bukan tokoh yang lahir di Jakarta, tapi ia punya peran besar di bidang seni dan budaya. Ini karena seniman asal Jogja ini dikenal sebagai guru menggambar legendaris.
Melalui metode mengajarnya, banyak anak Indonesia punya keinginan sebagai pelukis, karena cara mengajarnya yang unik dan mengatakan bahwa menggambar itu mudah.
7. Jalan Mualim Teko (sebelumnya Jalan Taman Wisata Alam Muara Angke)
Tokoh satu ini punya peran yang sangat kuat dalam penyebaran Islam di masyarakat betawi. Ini karena ia adalah ulama penyebar syariat Islam di Betawi.
Bahkan nama satu ini ditemukan sebagai penulis dua kitab, yang berjudul Baca-Bacaan (Doa-doa), dan Masail (masalah-masalah). Kini kedua kitab tersebut tersimpan di British Library.
8. Jalan Syekh Junaid Al Batawi (sebelumnya Jalan Lingkar Luar Barat)
Imam di Masjidil Haram adalah salah satu posisi yang sangat terhormat bagi umat islam di Indonesia. Tapi siapa sangka sejak abad ke-18, orang Indonesia sudah menduduki jabatan itu, dan diemban oleh Syekh Junaid Al Batawi.
Junaid jadi salah satu masyarakat Betawi yang dikirim ke Mekkah untuk mempelajari agama Islam hingga akhirnya berhasil jadi Imam di Masjidil Haram. Nama Al Batawi diambil sebagai identitas nama kota asal sebagai nama keluarga.
9. Jalan Guru Ma'mun (sebelumnya Jalan Rawa Buaya)
Tokoh satu ini memiliki nama asli Abdurrazak Ma'mun, yang dijuluki sebagai Singa Podium, karena kemampuan berpidato yang hebat.
Pahlawan kelahiran Rabbiul Awal 1335 Hijriah atau 1916 masehi ini juga adalah salah satu ulama Betawi yang berperan besar dalam pendidikan Islam di Rawa Buaya, Jakarta Barat.
10. Jalan Kyai Mursalin (Jalan di Pulau Panggang)
Kyai Mursalin bin Nailin adalah lelaki kelahiran Kepulauan Seribu atau yang biasa disebut Orang Pulo, yang biasa dipanggil Nek Aing. Di tanah kelahirannya di Pulau Panggang ia juga dikenal sebagai Jawara.
Selain berdakwah, tokoh satu ini juga kerap mengajarkan pencak silat kepada masyarakat sekitar yang dibawa dari Bogor.
11. Jalan Habib Ali Bin Ahmad (Jalan di Pulau Panggang)
Tokoh ini juga salah satu tokoh betawi sekaligus ulama yang kerap mengajarkan fiqih atau tata cara ibadah dan kehidupan sehari-hari kepada masyarakat sekitar.
Ia juga disebut-sebut memiliki keturunan dari nabi Muhammad yang tinggal di Indonesia.