Suara.com - Kuliner khas Indonesia tersebar di seluruh wilayah mulai dari Sumatera hingga Papua. Tetapi, disayangkan belum banyak restoran maupun brand kuliner lokal Indonesia yang tersebar di luar negeri.
Menurut Celebrity chef Arnold Poernomo, di antara negara Asia Tenggara, kuliner Thailand lebih populer di luar negeri, termasuk di Eropa.
"Kenapa Thailand lebih banyak? Karena banyak student banyak pekerja dari Thailand dan mereka komunitasnya lebih besar dibandingkan kita, maka dari itu banyaklah restoran Thailand," kata chef Arnold ditemui di Mangkokku, Mal Sarinah, Jakarta, Rabu (29/6/2022).
Berbeda dengan pelajar ataupun pekerja orang Indonesia yang tinggal di luar negeri. Chef Arnold melihatnya, kebanyakan dari mereka tinggal di luar negeri tidak bertujuan untuk berbisnis.
Baca Juga: Cerita Sukses Djohnpao, yang Menginspirasi Usaha Anak Muda di Medan
"Ngomongin student Indonesia yang datang ke sana, kebanyakan mereka hanya belajar saja bukan untuk bekerja. Mereka kalaupun mau bekerja lebih ke internship di sekolah kuliner yang digeluti," ujarnya.
Menurut Chef Arnold, kuliner khas Bali juga sebenarnya sudah cukup populer di luar negeri. Hanya saja, Thailand lebih dikenal di Eropa juga masakannya lebih dekat dengan cita rasa negara-negara Barat.
Selain peran aktif masyarakat Indonesia yang berdomisi di luar negeri, CEO and Co-Founder Mangkokku Randy Julius menambahkan bahwa pelaku bisnis kuliner juga sebenarnya perlu dukungan secara politik dari pemerintah.
Sebab, hal tersebut yang dilakukan pemerintah Thailand sejak 2009. Randy mengatakan, pemerintah Thailand sudah punya misi untuk membuat 9 ribu outlet kuliner Thailand di seluruh dunia, baik itu restoran maupun supermarket.
"Sekarang sudah hampir 25 ribu di seluruh dunia. Makanya saya bilang, kalau bisa dari pemerintah juga harus ada support. 2009 itu, pemerintah Thailand bilang mau ada bahan-bahan Thailand di luar, seperti beras rempah. Makanya kalau di Sydney, Melbourne, itu sudah ada farm-nya sendiri," ungkap Randy.
Baca Juga: Diiming-imingi Bisa Jual Kue di Bandara, Wanita Ini Malah Kena Tipu
Hal berbeda dengan kuliner Indonesia. Apabila bepergian ke Belanda maupun negara lain di Eropa, Randy merasa sulit menemukan bahan baku masakan yang biasanya digunakan pada makanan Indonesia.
"Kita kalau ke Amsterdam, ke Europe nyari cabe itu susah, mau bikin rendang itu enggak bisa, sulit. Gimana bisa makanan Indonesia berkembang karena bahannya enggak ada. Sedangkan Thailand minta seluruh Dubesnya itu jadi marketing, jadi brand ambassador makanan Thailand di setiap negara penugasannya," tutur Randy.
Bukan hanya itu, ia mengungkapkan kalau pemerintaj Thailand juga memiliki program pemberian bantian subsidi bagi warganya yang ingin membuka bisnis kuliner di luar negeri.