Catat, Begini Cara Agar Media Sosial Tak Mudah Dibobol Orang Tak Bertanggung Jawab

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 30 Juni 2022 | 12:01 WIB
Catat, Begini Cara Agar Media Sosial Tak Mudah Dibobol Orang Tak Bertanggung Jawab
Ilustrasi media sosial. (pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seiring dengan perkembangan teknologi digital, ancaman dari orang yang tidak bertanggung jawab juga semakin besar. Tidak sedikit kabar seorang yang mengalami penipuan atau akun media sosialnya dibobol.

Hal ini terjadi karena kesadaran tentan keamanan di dunia digital masyarakat di Indonesia masyarakat Indonesia.
Keberagaman media sosial tidak diiringi dengan perbedaan akun. Pengguna umumnya hanya menggunakan satu email untuk masuk ke seluruh media sosial yang dimilikinya. Password yang digunakan pun tidak berbeda.

Founder - Komisaris Lenere Business Suite, Eko Prasetyo menilai, penggunaan password yang kuat menjadi salah satu kunci keamanan digital. Pengguna media sosial sebaiknya menggunakan password yang berbeda untuk setiap akun.

“Cukup tiga atau empat pasword saja yang dihapalkan. Kita pakai bergantian selama kombinasinya baik,” katanya saat webinar Makin Cakap Digital 2022, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Viral Tampilan Kulkas Mirip ATM Saldo 1 T, Warganet: Hampir Disamper Dirjen Pajak

Ilustrasi Media Sosial (pexels.com)
Ilustrasi Media Sosial (pexels.com)

Password yang baik, lanjut dia, harus panjang dan memiliki kombinasi karakter (angka, huruf besar-kecil, tanda baca, dan simbol). Pengguna media sosial juga diimbau tidak menggunakan sesuatu yang berhubungan dengan data pribadi pada password.

"Upayakan juga mengganti password secara berkala,” ujar Eko.

Dia menilai, kesulitan menghapal menjadi salah satu alasan pengguna media sosial menggunakan satu password untuk setiap akun. Menurut dia, cara termudah untuk mengingat adalah membuat password menjadi kata-kata.

Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Jawa Timur, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Siber Kreasi. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety, dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Dalam paparannya, Anggota RTIK Kota Surabaya William S Mendrofa membahas bahaya phising dalam dunia digital. Dia mengimbau pengguna media sosial tidak tergiur tawaran hadiah hingga lowongan pekerjaan dalam bentuk link.

Baca Juga: Pentingnya Perempuan Kuasai Teknologi Digital untuk Kembangkan Bisnis

“Kita harus pastikan lebih dulu informasi lowongan itu jelas, misalnya informasi siapa yang membuka lowongan. Kita juga harus mewaspadai, biasanya lowongan palsu itu meminta bayaran uang. Jadi ketika dimintai uang, bisa jadi itu adalah lowongan palsu,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI