Suara.com - Di masa teknologi digital sudah berkembang sangat pesat, guru kini diminta GAPTEK untuk mengimbangi muridnya yang bisa sangat cepat menguasai teknologi.
Eits, gaptek yang dimaksud bukan gagap teknologi, melainkan gesit, aktif, dan pintar teknologi yang disingkat GAPTEK, seperti yang dijelaskan perwakilan ICT Watch, M. Johandi saat Webinar Makin Cakap Digital 2022 segmen pendidikan wilayah NTB.
"Untuk menghadirkan pembelajaran berkualitas, maka salah satu tuntutan dengan pendekatan pembelajaran penerapan sistem pendidikan yang mengedepankan teknologi atau Technological Pedagogic Content Knowledge (TPACK), dengan konten materi dan teknologi yang mendukung,” ujar Johandi, melalui keterangan yang diterima suara.com, Rabu (29/6/2022).
Ia menambahkan, saat para guru dituntut GAPTEK, para pelajar tetap harus menjunjung nilai Pancasila saat proses belajar di sekolah maupun di lingkungan nyata maupun dunia digital.
Baca Juga: 5 Hal Positif apabila Guru Memilih Acak Anggota Tim untuk Tugas Kelompok
Nilai pancasila yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berkebinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri, harus diterapkan termasuk saat menggunakan sosial media maupun saat membuat konten digital.
Apalagi kata dia, kini di Indonesia etika di ruang digital diatur dalam pelanggaran pidana atau undang-undang ITE, sehingga harus bertanggung jawab, sadar, jujur hingga dilarang menyebarkan berita hoax di dunia digital sekalipun.
Webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan merupakan program lanjutan Literasi Digital Nasional tahun lalu ini, menyebutkan teknologi jadi berkah untuk dunia pendidikan Indonesia.
Apalagi lewat teknologi guru jadi lebih mudah dan melakukan monitoring murid dari jarak jauh sekalipun, tetapi bisa melakukan kegiatan belajar mengajar.
Hal ini terlihat dari hadirnya platform Rumah Belajar dan sistem e-learning Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang bisa dimanfaatkan para guru.
Baca Juga: Siapa Ibu Guru Sri Rahayu yang Mendadak Viral Karena Kisah Mantan Muridnya
Tapi Kepala Sekolah MAN 1 Mataram NTB Dr. Lalu Sirajul Hadi mengkritisi teknologi digital bisa jadi pisau bermata dua, karena juga bisa menyebabkan dampak buruk. Jika tidak dikenali sistem dan cara kerja platform termasuk harus dibarengi edukasi menggunakannya untuk guru dan murid agar efeknya positif.
“Pendidikan di Indonesia akan semakin maju dengan pemanfaatan teknologi yang tepat dan menghadirkan manfaat maka literasi digital sebagai komunitas pendidikan sekolah dan atau madrasah adalah sebuah keniscayaan,” sambung Lalu Sirajul.