Hari Keluarga Nasional 2022, Apakah Keluarga di Indonesia Sudah Bahagia, Mandiri, dan Tentram?

Rabu, 29 Juni 2022 | 12:27 WIB
Hari Keluarga Nasional 2022, Apakah Keluarga di Indonesia Sudah Bahagia, Mandiri, dan Tentram?
Ilustrasi keluarga Indonesia (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini, 29 Juni 2022, dirayakan sebagai Hari Keluarga Nasional (Harganas). Perayaan tersebut ditujukan sebagai momen untuk memperkuat fungsi keluarga.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, terdapat 87,83 juta keluarga di Indonesia.

Lalu, apakah seluruh keluarga sudah dinilai mampu bahagia, mandiri, dan tentram?

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki penilaian indeks pembangunan keluarga bernama IBangga untuk mengetahui tingkat kualitas keluarga di Indonesia.

Baca Juga: Hari Keluarga Nasional 2022: Ini Makna Keluarga Bagi Sabai Dieter dan Tya Ariestya

Berdasarkan sensus penduduk pada Mei-Juli 2021 didapati bahwa skor IBangga di seluruh Indonesia mencapai 54,01 dari skala 0 sampai 100.

Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN dr. Irma Ardiana, MAPS., mengatakan bahwa angka tersebut naik dari sebelumnya 53,93 pada 2020.

"Pandemi dari aspek ekonomi memang sangat berimbas, tapi banyak aspek ketentraman dan kebahagiaan yang kalau kita lihat di konteks pandemi tidak terlalu berpengaruh," kata Irma dalam konferensi pers Harganas, Selasa (28/6/2022).

Nilai indeks mencapai 54 disimpulkan bahwa keluarga Indonesia termasuk dalam kategori masih berkembang.

"Kalau sudah lebih dari 70 itu disebut keluarga yang tangguh, kalau kurang dari 40 maka dikatakan keluarga Indonesia yang rentan," imbuh Irma.

Baca Juga: Sejarah Hari Keluarga Nasional 2022 yang Dirayakan Setiap 29 Juni

Pengukuran IBangga dilakukan dengan melihat 3 indeks, yakni ketentraman, kemandirian, dan kebahagiaan.

Irma memaparkan, indeks ketentraman dengan melihat kemampuan keluarga dalam menjalankan ibadah juga memenuhi kepemilikan administrasi negara seperti buku nikah, akta lahir anak, hingga jaminan kesehatan. Serta tidak ada konflik keluarga.

Sementara indeks kemandirian berkaitan dengan kemampuan keluarga dalam sumber penghasilan, kelayakan tempat tinggal, status pendidikan anak, hingga kepemilikan tabungan.

Indeks kebahagiaan berkaitan dengan interaksi keluarga, rekreasi, hingga keterlibatan keluarga dalam kegiatan sosial.

"Untuk angka nasional di 54,01 maka indeks kemandirian memang yang paling rendah dibandingkan dengan dimensi ketentraman dan kebahagiaan. Kalau menurut saya, memang pandemi covid punya dampak dalam kehidupan, tetapi kalau melihat data sebetulnya dari aspek ketahanan keluarga masih bisa kita jaga," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI