Suara.com - Kesenjangan generasi muda dalam memperoleh pendidikan hingga saat ini masih terjadi. Kesenjangan tersebut menyebabkan adanya beberapa anak yang tidak mendapat akses pendidikan yang akhirnya tertinggal.
Adanya kesenjangan itu terjadi karena beberapa faktor seperti kondisi ekonomi, geografis, individu itu sendiri, dan lain-lain.
Masalah mengenai kesenjangan pendidikan ini juga turut mengundang perhatian artis sekaligus penyanyi, Maudy Ayunda. Menurut Maudy, masalah pendidikan sendiri dapat terbilang cukup kompleks.
Meskipun demikian, lanjut Maudy, selama anak tersebut memiliki keinginan untuk belajar, mau berada di daerah mana dirinya akan tetap mendapat hasil yang maksimal. Namun, hal tersebut juga harus didorong oleh orang-orang di lingkungannya.
Baca Juga: Maudy Ayunda Frustrasi saat Buat Origami, Sikap Jesse Choi Manis Banget!
“Apakah anak itu melakukannya (belajar), itu bisa bergantung pada lingkungannya seperti guru, orang tua, motivasi dirinya sendiri, juga sumber daya yang ada baik sekolah, teknologi, serta akses terhadap informasi, dan sebagainya,” ucap Maudy Ayunda dalam Siaran Pers FMB9, Kamis (23/06/2022).
Tidak hanya itu, Maudy menegaskan komitmen menjadi kunci penting terhadap anak untuk belajar. Pelantun lagu Tiba-tiba Cinta ini optimistis kalau semua itu bisa dihadapi jika ada kemauan.
Hal ini karena baginya setiap anak dapat belajar untuk mencari informasi sendiri, baik melalui internet, berbagai sumber, maupun orang lain.
Pemeran dalam film Perahu Kertas ini berharap keinginan anak tersebut dapat didukung berbagai pemangku kepentingan yang ada di sekitarnya. Dengan dukungan tersebut, itu akan membantu kemauan anak untuk belajar.
“Sekarang yang harus dibangun budaya kemauan itu. Dari kemauan itu bukan hanya di anaknya, tapi juga di stakeholder (pemangku kepentingan) di sekitarnya yang ingin melayani anak tersebut,” tutur Maudy.
Baca Juga: Wajahnya Disebut Mirip dengan Maudy Ayunda, Respon Erina Gudono: Semoga Nasibnya Juga
Maudy juga berharap selain mendukung anak tersebut, para pemangku kepentingan ini juga bisa memahami kondisinya. Hal ini karena kemampuan anak berbeda-beda. Untuk itu perlu adanya penyesuaian dari pihak pemangku kepentingan itu sendiri.
“Gimana caranya memberi support terhadap anak tersebut dan customize (disesuaikan) juga karena setiap anak itu tidak ada yang sama,” pungkasnya.