Masih Jadi Masalah, Ini Empat Isu Pendidikan yang Menjadi Bahasan Dalam G20

Kamis, 23 Juni 2022 | 15:15 WIB
Masih Jadi Masalah, Ini Empat Isu Pendidikan yang Menjadi Bahasan Dalam G20
Ilustrasi sekolah (unsplash.com/@isengrapher)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Banyak berbagai faktor yang pada akhirnya membuat suatu wilayah merasa tertinggal dalam menghadapi trasformasi digital. Bahkan, Iwan mengungkapkan beberapa negara maju juga masih mengeluhkan ketertinggalannya.

“Bahkan negara maju sendiri merasa bahwa kami tertinggal gitu dalam konteks guru-guru mereka menghadapi transformasi digital,” ucap Iwan.

Sementara itu, menurut Iwan Indonesia sendiri sebenarnya sudah mencoba melakukan transformasi digital, bahkan sebelum pandemi. Misalnya penyelenggaraan UN yang dilakukan dengan komputer. Hanya saja, hal tersebut masih tidak merata. Oleh karena itu, upaya untuk mengurangi kesenjangan tersebut masih terus diusahakan.

Solidarity and Partnership (Solidaritas dan Kemitraan)

Dalam bahasan ini, Indonesia mengangkat budaya gotong royong ke G20. Hal tersebut karena perlunya menghadapi konsisi pandemi secara bersama. Rupanya, budaya gotong royong ini sendiri rupanya juga didukung oleh negara-negara di G20.

“Kita membawa esensi kearifan budaya kita kepada G20, dan Alhamdulillah ini didukung  dengan luar biasa. Bahkan saat ini negara di G20 diusulkan gotong royong sebagai bagian dari deklarasi, gotong royong jadi frame work yang digunakan untuk pemulihan pendidikan,” jelasnya

The Future of Work Post Covid 19 (Masa Depan Dunia Kerja Pasca Pandemi Covid 19)

Ilustrasi bekerja dari rumah. (unsplash.com)
Ilustrasi bekerja dari rumah. (unsplash.com)

Pandemi Covid 19 telah mengubah banyak hal dan berbagai sektor yang ada. Seperti yang diketahui, hal tersebut menuntut perubahan dengan tranformasi digital yang saat ini dilakukan.

Namun, adanya transformasi digital tersebut juga membuat hal-hal menjadi berubah. Bahkan, untuk beberapa pekerjaan saja saat ini sudah banyak yang sudah tidak ada. Pekerjaan yang tersedia tersebut juga diganti dengan beberapa hal baru sesuai dengan perubahan yang ada.

Baca Juga: 5 Universitas Terbaik di Indonesia Menurut QS World University Rankings 2023

Oleh karena itu, Iwan mengatakan adanya distrupsi pada beberapa hal tersebut membuat semuanya harus ditata ulang. Selain itu karena segala hal sulit untuk diprediksi, poin utama yang penting yaitu menyiapkan pendidikan agar sumber daya manusia yang di masa mendatang siap menghadapinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI