Mengenal Andi Supardi, Sosok di Balik Pelestari Budaya Betawi yang Rawan Tergerus Zaman

Kamis, 23 Juni 2022 | 12:22 WIB
Mengenal Andi Supardi, Sosok di Balik Pelestari Budaya Betawi yang Rawan Tergerus Zaman
Mengenal Andi Supardi, Sosok di Balik Pelestarian Budaya Betawi (Suara.com/Fajar Ramadhan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jakarta identik dengan deretan gedung-gedung pencakar langit dan segala kemewahannya. Namun di balik kemewahan dan modernitas Jakarta, hal-hal berbau kebudayaan masih kerap dimunculkan.

Salah satunya adalah hal-hal yang berbau kebudayaan Betawi, suku asli yang lahir dan tubuh di Ibukota Jakarta.

Adalah Andi Supardi, seniman Betawi kelahiran 1960 yang sampai sekarang masih aktif dalam melestarikan budaya Betawi di tengah megahnya kota Jakarta.

Andi mengatakan, alasan dirinya mempertahankan kebudayaan Betawi sendiri karena turun temurun dari kakek dan neneknya. Ia pun merasa memiliki tanggung jawab untuk tetap mewarisi kebudayaan Betawi tersebut.

Baca Juga: Masyarakat Antusias Ikut Vaksinasi Covid-19 Gratis di Jakarta Fair

"Kebetulan saya turun temurun dari kakek nenek saya, yang kemudian bagaimana saya untuk mempertahankan seperti itu walaupun anak-anak di zaman sekarang ini pro dan kontra, suka dan gaknya, lebih suka dengan budaya lain," ucap Andi kepada Suara.com, Rabu (22/06/2022).

Sosok di Balik Pelestarian Budaya Betawi (Suara.com/ Fajar Ramadhan)
Sosok di Balik Pelestarian Budaya Betawi / sanggar tari “Kinang Putra” (Suara.com/ Fajar Ramadhan)

Banyaknya generasi muda yang lebih menyukai kebudayaan negara lain membuat Andi merasa sedih. Menurutnya, generasi muda boleh menyukai budaya lain tetapi jangan melupakan miliknya sendiri.

Selain itu Andi menegaskan, melestarikan budaya itu bukanlah suatu hal yang kampungan atau ketinggalan zaman. Apalagi pemerintah juga turut andil dalam mengenalkan kebudayaan dalam sistem pendidikan, sehingga kebudayaan bisa terus berkembang.

"Kesenian tradisi itu jangan beranggapan kampungan, ketinggalan zaman, tergantung manusianya. Kalo dari Pemprov DKI menekankan kepada pihak pendidikan seperti apakah di sekolah ada ekskul tari, musik tradisional gitu, itu bisa berkembang, karena kesenian tradisional itu jati diri Bangsa," tutur Andi.

Andi sendiri memiliki sanggar tari “Kinang Putra” yangg saat ini masih sering tampil di berbagai acara. Sanggar Kinang Putra sendiri juga tergabung dalam organisasi Lembaga Kebudayaan Betawi.

Baca Juga: Tinggal Serumah dengan Ibu dan Anaknya yang Terpapar Covid-19, Anies Tetap Ngantor: Kalau Gak Dites Tak Akan Ketahuan

Untuk kebudayaan yang digeluti, Andi dan sanggarnya berfokus pada seni tari, gambang kromong, dan topeng. Namun, untuk beberapa acara yang meminta untuk tampil kesenian tertetu, pihaknya juga siap menerimanya.

Saat ini anggota yang telah tergabung di sanggarnya kurang lebih sekitar 80 orang dari berbagai jenjang usia.

Andi berharap, generasi muda sekarang dapat lebih menghargai kebudayaan milik negara sendiri. Selain itu, ia juga berharap banyak yang semakin melestarikan budaya agar kebudayaan yang ada tidak hilang.

Terakhir, Andi memberikan pesan teruntuk generasi muda melalui dua penggal pantun berikut ini;

"Beli buku di Jalan Otista, ke Jakarta ke Surabaya, jangan ngaku jadi anak Jakarta, kalo kagak cinta seni budaya. Ada ikan namanya tenggiri, dimasak sore dimakan pagi, lestarikan budaya Negeri, kalo bukan kita siapa lagi," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI