
Bagi pasangan yang lebih menyukai kehidupan di rumah tapak, membeli landed house sebagai rumah pertama juga masih menjadi pilihan yang ideal dan masuk akal. Terutama rumah-rumah berukuran di bawah 100 meter persegi yang harganya masih bisa di bawah Rp 1 milliar pada lokasi-lokasi tertentu.
Pembiayaan melalui promosi pengembang atau kredit pun juga relatif jauh lebih praktis dan mudah diakses. Tentunya keuntungan memiliki rumah tapak di antaranya adalah keberadaan halaman rumah, ruang gerak yang lebih bebas terutama untuk anak, dan ukuran yang lebih luas.
Bahkan dengan ukuran di bawah 100 meter persegi, rumah tapak biasanya punya tiga kamar tidur, dua kamar mandi, dan dua tingkat. Selama Anda memiliki kendaraan pribadi, lokasi yang belum terlalu berkembang tidak menjadi masalah besar.
3. Rumah Dekat dengan Kantor dan Sekolah

Setelah spesifikasi dan ukuran hunian, lokasi dan akses ke tempat-tempat penting juga harus direncanakan. Pertama adalah kantor. Baik apartemen atau rumah tapak, memiliki tempat tinggal yang aksesnya dekat dan mudah ke kantor akan lebih praktis serta hemat biaya dan waktu.
Apalagi kalau Anda dan pasangan bekerja di kantor penuh waktu. Kemudian, kaitannya dengan rencana memiliki anak, tempat tinggal dekat sekolah berkualitas juga penting direncanakan.
Baik sekolah swasta dan sekolah negeri yang menerapkan sistem zonasi berdasarkan jarak dari tempat tinggal ke sekolah. Anak pun bisa lebih fokus belajar karena tidak lelah akibat perjalanan berangkat dan pulang sekolah.
4. Rumah dengan Akses Transportasi Umum yang Memadai

Selain lokasi, akses dari dan menuju tempat tinggal juga penting untuk dipertimbangkan. Meski memiliki kendaraan pribadi sekalipun, tidak selalu kendaraan bisa dipakai untuk bepergian. Apalagi kalau pemakaiannya bergantian dengan pasangan. Akses transportasi umum yang memadai akan jadi nilai plus.
Baca Juga: 5 Jenis Tanaman Hias Unik Untuk Mempercantik Hunian Anda
Misalnya, Anda bisa dengan mudah berangkat ke kantor menggunakan kereta atau bus ketika mobil sedang digunakan pasangan mengantar anak sekolah. Ataupun, anak yang sudah memasuki usia sekolah dasar atau sekolah menengah pertama sudah bisa dibiasakan pergi sekolah menggunakan transportasi umum.