Suara.com - Setelah melewati hari bahagia saat pernikahan, pasangan baru akan dihadapkan banyak realitas kehidupan yang harus dijawab dan diatasi. Salah satu yang paling krusial adalah masalah tempat tinggal. Idealnya, pasangan yang baru menikah akan keluar dari rumah masing-masing untuk tinggal bersama membangun keluarga kecilnya.
Proses membeli rumah impian yang sesuai kebutuhan dan keinginan juga merupakan proses yang panjang. Mencari listing properti, survei langsung, mengatur budget berdasarkan kondisi finansial, keputusan mengajukan kredit pemilikan rumah (KPR), mengisi rumah dengan furnitur, renovasi, pembangunan, perawatan, dan masih banyak lagi.
Namun, khususnya untuk keluarga muda yang baru akan memulai lembaran hidup baru, perencanaan jangka menengah dan panjang soal kehidupan berpengaruh besar dalam keputusan memilih tipe rumah yang sesuai. Banyak faktor yang mesti dipertimbangkan yang secara langsung atau tidak langsung berpengaruh.
Apakah Anda dan pasangan dua-duanya akan bekerja, apakah ada yang mengurus rumah penuh waktu, apakah bekerja dari rumah, rencana waktu memiliki anak, jumlah anak yang diinginkan, pendidikan anak, lingkungan yang suportif untuk tumbuh kembang anak, dan masih banyak lagi.
Baca Juga: 5 Jenis Tanaman Hias Unik Untuk Mempercantik Hunian Anda
Faktor-faktor ini akan menentukan hunian seperti apa yang dibutuhkan dan ideal untuk keluarga baru yang sedang mencari rumah pertamanya. Untuk membantu mengambil keputusan, Dekoruma sudah mengumpulkan lima tipe rumah ideal bagi keluarga muda yang menawarkan fleksibilitas dan pengaturan yang leluasa.
1. Apartemen Dua Kamar Tidur
Tidak dapat dipungkiri bahwa harga apartemen masih relatif lebih terjangkau daripada rumah tapak. Pasangan muda zaman sekarang juga lebih menyukai apartemen karena lokasi, akses transportasi, serta fasilitas yang relatif lebih lengkap daripada rumah tapak dalam rentang harga yang sama.
Bila memiliki budget-nya, langsung saja membeli apartemen dua kamar tidur. Terutama, bagi pasangan yang berencana memiliki satu sampai dua anak. Satu kamar ekstra bisa disiapkan untuk anak, bahkan bisa dipakai sampai anak beranjak remaja.
Apartemen dua kamar tidur cocok untuk Anda yang ingin tinggal di apartemen selama lima sampai sepuluh tahun ke depan. Sambil mengumpulkan budget untuk pindah ke rumah tapak yang lebih besar.
Baca Juga: Milenial Punya Rumah Sebelum Usia 30 Tahun? Bisa, Ini 7 Jurus Jitunya!
2. Rumah Tapak di Bawah 100 Meter Persegi
Bagi pasangan yang lebih menyukai kehidupan di rumah tapak, membeli landed house sebagai rumah pertama juga masih menjadi pilihan yang ideal dan masuk akal. Terutama rumah-rumah berukuran di bawah 100 meter persegi yang harganya masih bisa di bawah Rp 1 milliar pada lokasi-lokasi tertentu.
Pembiayaan melalui promosi pengembang atau kredit pun juga relatif jauh lebih praktis dan mudah diakses. Tentunya keuntungan memiliki rumah tapak di antaranya adalah keberadaan halaman rumah, ruang gerak yang lebih bebas terutama untuk anak, dan ukuran yang lebih luas.
Bahkan dengan ukuran di bawah 100 meter persegi, rumah tapak biasanya punya tiga kamar tidur, dua kamar mandi, dan dua tingkat. Selama Anda memiliki kendaraan pribadi, lokasi yang belum terlalu berkembang tidak menjadi masalah besar.
3. Rumah Dekat dengan Kantor dan Sekolah
Setelah spesifikasi dan ukuran hunian, lokasi dan akses ke tempat-tempat penting juga harus direncanakan. Pertama adalah kantor. Baik apartemen atau rumah tapak, memiliki tempat tinggal yang aksesnya dekat dan mudah ke kantor akan lebih praktis serta hemat biaya dan waktu.
Apalagi kalau Anda dan pasangan bekerja di kantor penuh waktu. Kemudian, kaitannya dengan rencana memiliki anak, tempat tinggal dekat sekolah berkualitas juga penting direncanakan.
Baik sekolah swasta dan sekolah negeri yang menerapkan sistem zonasi berdasarkan jarak dari tempat tinggal ke sekolah. Anak pun bisa lebih fokus belajar karena tidak lelah akibat perjalanan berangkat dan pulang sekolah.
4. Rumah dengan Akses Transportasi Umum yang Memadai
Selain lokasi, akses dari dan menuju tempat tinggal juga penting untuk dipertimbangkan. Meski memiliki kendaraan pribadi sekalipun, tidak selalu kendaraan bisa dipakai untuk bepergian. Apalagi kalau pemakaiannya bergantian dengan pasangan. Akses transportasi umum yang memadai akan jadi nilai plus.
Misalnya, Anda bisa dengan mudah berangkat ke kantor menggunakan kereta atau bus ketika mobil sedang digunakan pasangan mengantar anak sekolah. Ataupun, anak yang sudah memasuki usia sekolah dasar atau sekolah menengah pertama sudah bisa dibiasakan pergi sekolah menggunakan transportasi umum.
Poin akses transportasi umum ini juga jadi nilai jual bagi pengembang properti yang berlomba-lomba membangun perumahan atau apartemen yang dekat dengan transportasi umum.
5. Rumah Tumbuh dengan Desain Berkelanjutan
Definisi rumah tumbuh sendiri adalah rumah yang dibangun secara bertahap menyesuaikan dengan ketersediaan lahan dan biaya yang terbatas. Dengan biaya yang sering kali terbatas, pasangan muda bisa menyicil pembangunan rumah sesuai kemampuan finansial.
Mulai dengan bangunan rumah utama dengan ruangan-ruangan yang esensial. Secara bertahap, Anda dan pasangan bisa menambah ruangan, furnitur, memperluas garasi, menambah taman belakang, dan fitur-fitur rumah lain yang membuat kualitas hidup semakin baik.
Progress ini pun juga bisa disesuaikan dengan kelahiran anak, tumbuh kembang anak, serta kebutuhan anak yang semakin banyak seiring bertambahnya usia dan aktivitasnya.
Memiliki rumah pertama atau starter home memang membutuhkan usaha dan perjuangan. Namun, dengan fasilitas pembiayaan yang memadai dan harga properti yang cenderung stabil dan naik akan menjadi modal Anda untuk meng-upgrade hunian selanjutnya.
Artikel Terkait:
Mau Beli Rumah Pertama? Simak 7 Tipsnya Agar Tak Salah Pilih!
5 Rekomendasi Rumah Milenial di Jabodetabek dengan Lokasi Strategis
7 Tipe Rumah Terpopuler di Indonesia
Published by Dekoruma |