Suara.com - Kondisi iklim yang tidak menentu dan kekurangan pangan global telah menjadi ancaman dunia. Beberapa ancaman tersebut di antaranya dampak perubahan iklim dan temperatur yang lebih tinggi.
Hal itu menyebabkan peningkatan laju respirasi tanaman dan evapotranspirasi, serangan hama yang lebih tinggi, pergeseran flora gulma, dan pengurangan durasi panen.
Untuk mengurangi tantangan tersebut, beberapa perusahaan Taiwan memanfaatkan teknologi dari proyek Smart City yang dipimpin oleh Biro Pengembangan Industri (Industrial Development Bureau atau IDB) pemerintah Taiwan.
Direktur Divisi Industri Teknologi Informasi, Biro Pengembangan Industri, Kementerian Perekonomian Taiwan, Jiunn Shiow Lin mengatakan, industri pertanian Taiwan sedang mengalami transformasi digital.
Baca Juga: Taiwan Tuduh Qatar Politisasi Piala Dunia
"Inovasi teknologi pertanian lokal memberdayakan petani untuk melakukan lebih banyak pekerjaan dengan lebih sedikit tenaga dan waktu, mengurangi biaya dan dampak lingkungan dari pestisida, dan memastikan makanan lebih sehat untuk semua,” kata Jiunn dikutip dari siaran pers, Kamis (16/6/2022).
Di lokasi pusat pertanian Taiwan - Pingtung misalnya, petani buah naga telah mengatasi kekurangan tenaga kerja dengan teknologi canggih dari Dragon Digital Farm Co.
Dengan masa panen tujuh bulan, buah naga membutuhkan pencahayaan yang konsisten sepanjang musim untuk memastikan produksi sepanjang tahun, yanh menyebabkan harga stabil dan margin tinggi.
Berkat sistem inovatif yang menampilkan AIoT, data besar, barcode digital, dan AI, petani telah mengurangi tenaga kerja, mendesentralisasikan musim produksi, dan mampu mengidentifikasi periode panen utama dengan lebih baik.
Pun dengan petani pisang skala besar di Pingtung, yang secara konsisten berjuang melawan penyakit yang dapat menyebabkan penurunan produksi.
Menggunakan aplikasi digital dan presisi, kini petani dapat memantau tanaman di seluruh lahan pertanian dan bertindak cepat untuk mencegah penyebaran penyakit dalam siklus pertanian saat ini dan di masa mendatang.
"Ketika perubahan iklim berlanjut dan populasi global terus meningkat, inovasi teknologi pertanian Taiwan memastikan kesetaraan bagi petani dan berkontribusi pada pembangunan global yang berkelanjutan," katanya lebih lanjut.
Baca Juga: TKW di Taiwan Ngamuk di Sosmed, Diduga Gegara Anak Baru Lalai Buang Nasi Tak Sesuai Aturan
Kini sistem pertanian Taiwan telah diekspor ke negara lain termasuk Malaysia dan Indonesia, yang diharapkan akan membawa digitalisasi ke lebih banyak petani dan meningkatkan akses global ke makanan berkualitas tinggi.