Suara.com - Perbedaan harga menu di satu restoran dalam layanan jasa pesan antar makanan cukup menjadi perhatian masyarakat. Terlebih, perbedaannya seringkali mencapai 20-30 persen dari harga aslinya.
Hal tersebut tentu membuat banyak dari kita, berpikir dua kali untuk memesan makanan di layanan tersebut.
Hal inilah yang mendasari diluncurkannya Tokobay, social marketplace berbasis kuliner yang hadir untuk mendukung pertumbuhan rekanan dan merchant makanan dan minuman.
CEO Tokobay Fenny Herianto mengatakan, di Tokobay, para merchant reguler dapat memasarkan produknya di platform Tokobay dengan gratis.
Sementara bagi yang ingin menjadi merchant official di Tokobay, mereka akan dikenakan biaya administrasi sebesar 2 persen, diklaim jauh lebih rendah dibanding platform sejenisnya.
Kata Fenny, aplikasi tersebut hadir dengan memanfaatkan teknologi yang dapat menjadi solusi bagi masyarakat dan pelaku usaha kuliner dalam mengembangkan potensi bisnis kuliner di era ekonomi digital saat ini.
“Dari sisi penjual sendiri kenaikan harga ini dilakukan sebagai antisipasi terhadap tingginya biaya jasa layanan platform pesan antar, sebagai imbal dari kemudahan layanan yang mereka dapatkan," jelas dia dalam siaran pers yang Suara.com terima, Rabu (8/6/2022).
Dengan harga sama seperti di restoran, aplikasi ini tidak memberat para pelaku usaha lewat keharusan untuk menaikkan harga di aplikasi, serta meringankan biaya bagi para pelanggan.
Sehingga lanjut Fenny, pihaknya bukan hanya sekadar memberikan wadah, tetapi juga kemudahan bagi para pelaku usaha untuk memperoleh keuntungan dari bisnisnya.
Baca Juga: Viral Foto Jadul Penjual Makanan di Jakarta Tahun 1905, Tanaman Ini Bikin Warganet Salfok
Selain dengan biaya admin yang lebih murah, Tokobay juga ikut membantu mempromosikan merchant mereka melalui kampanye media sosial, publikasi blog Tokobay, dan video merchant.