Suara.com - Terdiri dari berbagai macam suku, tak heran jika kebudayaan di Indonesia begitu beragam. Bukan hanya itu saja, destinasi wisata yang tersebar di berbagai wilayah seringkali mencuri perhatian wisatawan mancanegara.
Seiring berjalannya waktu, sejumlah atraksi atau upacara adat ikonik yang menjadi tradisi sejumlah daerah di Indonesia kekinian kerap mencuri perhatian wisatawan.
Sebut saja salah satunya ada tradisi atau atraksi karapan sapi di Madura.
Untuk daftar lebih lengkapnya, yuk simak rangkuman 5 destinasi wisata yang hadirkan atraksi tradisi kebudayaan dari laman Hops.id---Jaringan Suara.com berikut ini.
Baca Juga: Profil Hans-Kristian Vittinghus, Tunggal Denmark yang Protes Hakim Garis Indonesia Masters Ngntuk
1. Karapan Sapi, Madura, Jawa Timur
Bagi masyarakat Madura, Karapan Sapi bukanlah sekadar kegiatan balap sapi dalam upacara adat biasa, namun sekaligus mengangkat harkat dan martabat.
Oleh sebab itu sapi yang digunakan harus dirawat dengan baik seperti diberikan pijatan dan juga makanan terbaik.
Saat kegiatan ini berlangsung, wisawatan tidak hanya disuguhkan aksi balapan saja, namun juga akan diperlihatkan ritual diaraknya sapi mengelilingi pacuan.
Sapi yang ikut karapan akan berlomba di lintasan dengan panjang 180-200 meter dan waktu yang ditempuh hanya 14-18 detik.
Baca Juga: Beda Waktu di Indonesia dengan Makkah, Penting Untuk Dicatat Jemaah Haji
2. Pasola, Sumba Barat, NTT
Atraksi pasola merupakan tradisi dari rangkaian adat yang berkaitan dengan panen dan permohonan kesuburan.
Kegiatan ini biasanya dilangsungkan pada hamparan sabana yang luas dengan disaksikan langsung oleh penduduk desa.
Atraksi wisata ini cukup menegangkan karena akan mengajak wisawatan seolah berperang dengan menunggang kuda dan saling lempar tombak.
Ada satu kepercayaan yang cukup menyentuh dari atraksi wisata Pasola yaitu saat ada laki-laki atau kuda yang jatuh dan darah yang mengalir dapat menyuburkan tanah serta memberikan keuntungan pada panen selanjutnya.
3. Festival Lembah Baliem, Papua
Festival ini merupakan kegiatan perang antar suku Dani, Lani, dan Yali yang menjadi lambang kesuburan dan kesejahteraan.
Hanya saja, pada Festival ini wisawatan akan menyaksikan simulasi perang dan pertunjukan tarian yang sangat memukau mata.
Festival ini sudah diadakan sejak 1989 yang disetiap tahunnya rutin digelar dan berlangsung selama tiga hari di setiap bulan Agustus.
Dengan melihat langsung Festival Lembah Baliem juga membawa wisatawan dapat mengenal Papua lebih dalam
4. Atraksi lompat batu, Nias, Sumatera Utara
Atraksi lompat batu ini dalam bahasa Nias dikenal dengan nama “Hombo Batu” atau “Fahombo”.
Aksi lompat batu ini bukanlah melompati batu biasa, karena atraksi ini dilakukan dengan melompati batu dengan tinggi dua meter serta lebar 40 cm.
Awalnya ini merupakan tradisi dan dilakukan sebagai syarat yang harus dilakukan bagi pemuda untuk mengikuti perang.
Saat melakukan atraksi, para pemuda juga diharuskan menggunakan pakaian adat prajurit kerajaan dengan warna khas Nias; merah, kuning, dan hitam.
Jika berhasil lompat tanpa menyentuh batu, dapat diartikan pemuda tersebut sudah dewasa dan matang secara fisik.
5. Tari Kecak
Bali memang sering kali dipilih untuk dijadikan tempat berwisata bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Saat berkunjung ke Bali jangan melewatkan untuk melihat atraksi tari Kecak yang saat ini sudah dijadikan objek wisata.
Awalnya tari Kecak adalah ritual kuno Bali yang disebut sebagai Sanghyang, yang bertujuan untuk mengusir roh jahat.
Iringan musik tari Kecak sangat menarik, yaitu dengan perpaduan musik gamelan tradisional Bali, dan teriakan 50-70 orang penari yang mengeluarkan suara “Cak! Cak! Cak!”.