Suara.com - Saat tengah berkunjung ke Sulawesi Tenggara, Desa Wisata Limbo Wolio yang berada di Kota Baubau harus masuk ke dalam daftar tempat yang wajib dikunjungi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Desa Wisata Limbo Wolio yang berada di puncak bukit Kota Baubau memiliki benteng terbesar di dunia dengan luas 23,3 hektare dan telah tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dan Guinness Book of World Record pada 2006.
"Desa Wisata Limbo Wolio ini merupakan lokasi benteng terluas di dunia, kita harus jaga, kita harus lestarikan. Dan memang untuk menjaganya ini melibatkan masyarakat, pemerintah, dan seluruh unsur pentahelix," kata Menparekraf Sandiaga seperti dikutip dari siaran pers Kemenparekraf.

Benteng Wolio awalnya dibangun oleh Raja Buton III bernama La Sangaji yang bergelar Kaimuddin pada abad ke-16. Benteng tersebut hanya dibangun dalam bentuk tumpukan batu karst yang disusun mengelilingi komplek istana untuk mambuat pagar pembatas antara komplek istana dengan pemukiman masyarakat sekaligus sebagai benteng pertahanan.
Namun, pada masa pemerintahan Raja Buton IV, La Elangi atau Dayanu Ikhsanuddin, benteng berupa tumpukan batu tersebut dijadikan bangunan permanen. Konon katanya batuan tersebut direkatkan dengan campuran putih telur, pasir, dan kapur.
Pada masa kejayaan pemerintahan Kesultanan Buton, keberadan Benteng Wolio memberikan pengaruh besar terhadap eksistensi kerajaan. Dalam kurun waktu lebih dari empat abad, Kesultanan Buton bisa bertahan dan terhindar dari ancaman musuh.
Benteng Wolio sendiri memiliki 12 pintu gerbang yang disebut 'Lawa' dan 16 emplasemen meriam yang mereka sebut 'Badili', 4 boka-boka (bastion berbentuk bulat), batu tondo (tembok keliling), parit, dan alat persenjataan. Karena letaknya pada puncak bukit yang cukup tinggi dengan lereng yang cukup terjal memungkinkan tempat ini sebagai tempat pertahanan terbaik pada zamannya.

"Namun kualitas dari batu-batu di Benteng Wolio ini perlahan akan tergerus, ini harus ada konservasinya, karena yang harus diperhatikan adalah aspek keberlanjutannya, bagaimana ikon pariwisata Limbo Wolio ini akan menjadi warisan untuk anak cucu kita, untuk ratusan tahun ke depan, jadi harus kita jaga," kata Menparekraf Sandiaga.
Salah satu sultan yang sangat dihormati pada masanya ialah Sultan Buton VI, Lakilaponto atau yang dikenal dengan nama Sultan Murhum Qaimuddin Khalifatul Khamis. Ia menjadi sultan pertama dan raja terakhir, karena sistem pemerintahan yang semula kerajaan diubah menjadi kesultanan. Sebagai raja beliau memerintah selama 20 tahun, sementara sebagai sultan selama 26 tahun.
Baca Juga: Bantu Tingkatkan Produksi, Sandiaga Kirim Mesin Pembuat Kerupuk ke Pelaku UMKM di Serang
Agama Islam mulai masuk ke Kota Baubau saat di bawah pemerintahannya. Semasa pemerintahannya pula, ia mendirikan sebuah masjid yang diberi nama Masigi Ogena atau Masjid Agung Kesultanan Buton. Hingga kini masjid tersebut masih difungsikan sebagai tempat ibadah umat Islam.