Suara.com - Wacana terkait naiknya harga tiket naik ke atas stupa Candi Borobudur masih hangat diperbincangan di media sosial.
Pro dan kontra merebak setelah pengumuman tersebut diutarakan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Naiknya harga tiket naik ke stupa Candi Borobudur berkaitan juga dengan jumlah pengunjung yang harus dibatasi demi keselamatan candi yang dibangun pada masa Dinasti Syailendra itu.
Hal itu sudah lebih dulu disuarakan oleh Balai Konservasi Borobudur, melalui akun instagram resminya @konservasiborobudur pada 23 April 2022 lalu.
Baca Juga: Mendapat Tentangan Publik, Pemerintah Sepakat Tunda Kenaikan Harga Tiket Naik Candi Borobudur
Ketika itu, akun tersebut mengunggah sebuah infografis yang berisi sejumlah alasan mengapa jumlah pengunjung Candi Borobudur harus dibatasi.
“Mungkin Sahabat Budaya yang punya rencana untuk piknik lebaran di Candi Borobudur bertanya-tanya, kok belum boleh naik ke struktur candi sih? Nah ternyata pembatasan pengunjung di Candi Borobudur ada maksud dan tujuannya lho....” tulis akun tersebut.
Lebih lanjut, akun @konservasiborobudur menguraikan enam poin mengapa jumlah pengunjung di Candi Borobudur harus dibatasi. Alasan tersebut, antara lain:
- Gesekan alas kaki pengunjung menyebabkan keausan
- Tekanan jumlah pengunjung menyebabkan bangunan menjadi turun
- Minimnya pengalaman kunjung
- Sampah yang menumpuk dari pengunjung candi
- Tindakan vandalisme
- Degradasi kondisi keterawatan relief candi Borobudur
Rencana tiket naik ke Stupa Candi Borobudur menjadi Rp750 Ribu
Sebelumnya pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, harga tiket masuk Candi Borobudur akan naik menjadi Rp750 ribu untuk wisatawan lokal dan USD 100 untuk wisatawan mancanegara, atau setara dengan Rp1,4 juta.
Baca Juga: TWC Dukung Upaya Konservasi Candi Borobudur
Pada kesempatan yang sama, Luhut juga menyatakan jumlah pengunjung Candi Borobudur akan dibatasi hanya 1.200 orang per hari.
Menurut dia, kebijakan itu diambil untuk menjaga kelestarian Candi Borobudur, karena ada rencana untuk mengubah candi tersebut menjadi laboratorium cagar budaya bertaraf internasional.
4 Kelebihan di Balik Naiknya Tiket Candi Borobudur Jadi Rp750 Ribu Versi Luhut
Menurut Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, upaya tersebut selaras dengan upaya konservasi cagar budaya. Berikut sejumlah kelebihan tiket Borobudur naik menjadi Rp750.000 versi Luhut.
1. Jadi Destinasi Wisata Berkualitas
Luhut mengatakan pemerintah memiliki konsep gotong-royong untuk mengembangkan Candi Borobudur sebagai laboratorium konservasi cagar budaya bertaraf internasional.
"Dalam kunjungan pagi ini saya kembali menekankan sinergi antara konservasi dan pariwisata melalui mekanisme ’single authority agency'," ujar Luhut dalam akun Instagram pribadinya, Sabtu (4/6/2022).
"Sehingga Borobudur bukan hanya menjadi salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas, tetapi juga destinasi wisata berkualitas," sambungnya.
2. Jaga Kelestarian Candi Borobudur
Pemerintah telah sepakat untuk membatasi kuota turis yang ingin naik ke Candi Borobudur sebanyak 1.200 orang per hari. Rinciannya adalah harga tiket masuk 100 dollar untuk wisatawan macanegara, dan turis domestik sebesar Rp750 ribu.
Khusus untuk pelajar, Luhut menyatakan biaya yang dipatok hanya Rp5.000 karena merupakan upaya edukasi. Menurutnya, upaya itu diambil semata-mata untuk menjaga kondisi candi yang kini mulai mengalami pengikisan karena melubernya pengunjung.
"Langkah ini kami lakukan semata-mata demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara," ujarnya.
3. Lapangan Kerja Baru
Luhut mengatakan semua turis juga nantinya harus menggunakan tour guide dari warga lokal sekitar kawasan Borobudur. Hal tersebut demi menyerap lapangan kerja baru sekaligus menumbuhkan sense of belonging terhadap kawasan.
"Sehingga rasa tanggung jawab untuk merawat dan melestarikan salah satu situs sejarah nusantara ini bisa terus tumbuh dalam sanubari generasi muda di masa mendatang," urai Luhut.
4. Pengembangan Bus Listrik dan Ramah Lingkungan
Rencananya, kawasan Candi Borobudur akan diintegrasikan dengan Malioboro dan Candi Prambanan lewat kendaraan listrik yang ramah lingkungan.
"Maka dari itu, mulai hari ini akan dilaksanakan uji coba penggunaan bus listrik sebagai shuttle bus kendaraan pariwisata. Rute perjalanan shuttle bus ini meliputi Borobudur-Malioboro-Prambanan," terang Luhut.
Luhut memastikan penerapan prinsip ekonomi biru, hijau, dan sirkular sudah mulai diterapkan, di mana hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.
"Dengan menggunakan kendaraan listrik dan EBT, saya rasa akan semakin mempertegas komitmen Indonesia dalam penggunaan energi ramah lingkungan," lanjutnya.
Kontributor : Damayanti Kahyangan