Suara.com - Pola kerja hybrid, dengan membagi waktu pekerja untuk datang ke kantor dan bekerja dari rumah, semakin populer di masa pandemi Covid-19. Pola kerja ini rupanya tidak hanya memberikan manfaat bagi karyawan, tapi juga perusahaan loh. Kok bisa?
Stephen Conchie, Senior Vice President and Managing Director, Herbalife Nutrition Asia Pacific and China mengatakan pola kerja secara hybrid menjaga agar tenaga kerja yang lebih sehat, mengutamakan kesejahteraan karyawan, serta dapat mendorong tim yang terlibat dapat termotivasi.
“Selama dua tahun terakhir, kami telah menguji dan belajar dari berbagai inisiatif dan kebijakan tempat kerja yang diterapkan di seluruh pasar Asia Pasifik untuk beradaptasi dengan perubahan pengaturan kerja secara hybrid. Kami telah mengkurasi beberapa tips utama berdasarkan pengalaman ini,” kata Stephen Conchie, dalam keterangan yang diterima Suara.com.
Pandemi telah mempercepat untuk fokus pada kesejahteraan karyawan, serta kesehatan fisik dan mental mereka. Menurut laporan Qualtrics’ 2022 Employee Experience Trends, tingkat kesejahteraan karyawan di hub utama APAC yang terendah adalah 65% di Singapura dan Hong Kong; dan semakin banyak karyawan saat ini yang membuat keputusan pada karier mereka yang secara sadar akan manfaat bagi kesehatan fisik dan mental mereka dalam jangka panjang.
Baca Juga: Bakal Buka Perbatasan Kembali, Jepang Haruskan Turis Asing Penuhi Persyaratan
“Selain sumber daya kesejahteraan, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam bagaimana dan di mana karyawan bekerja. Sebagai tim eksekutif, kami mendorong para pemimpin untuk mendengarkan masukan dari karyawan, dan kemudian mengembangkan pendekatan kami untuk menyeimbangkan apa yang terbaik bagi tim mereka dengan persyaratan bisnis,” tambah Stephen.
Tanggung jawab untuk memastikan kesejahteraan karyawan tidak boleh dibebankan kepada pemberi kerja saja – karyawan itu sendiri harus mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental mereka. Namun, di tengah jadwal mereka yang padat, tidak jarang banyak yang memilih makanan cepat saji yang terkadang tidak sehat, atau melewatkan makan sama sekali – keduanya sama-sama merusak kebiasaan bagi kesehatan.
Terbukti bahwa nutrisi yang baik adalah kunci untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental. Dalam sebuah artikel oleh Harvard Health Publishing, penelitian menunjukkan bahwa risiko depresi adalah 25% hingga 35% lebih rendah di antara mereka yang makan makanan seimbang yang terdiri dari sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan protein yang tidak diproses.
Menurut Herbalife Nutrition Asia Pacific Health Inertia Survey 2021, 79% konsumen di Indonesia melihat peningkatan kesehatan fisik mereka selama pandemi mengaitkannya dengan mengkonsumsi makanan yang lebih sehat.
Herbalife Nutrition Asia Pacific Health Inertia Survey 2021 juga mengungkapkan kurangnya aktivitas fisik salah satu alasan penting untuk peningkatan kesejahteraan fisik dan mental mereka selama pandemi. Selain itu, 66% konsumen di Indonesia menyatakan memiliki lebih banyak waktu dan ruang pribadi adalah salah satu alasan utama peningkatan kesejahteraan mental mereka.
Baca Juga: Jepang akan Dibuka Lagi, Turis Asing Harus Penuhi Persyaratan
Untuk menjaga kesehatan mental dan fisik yang terkait erat satu sama lain, karyawan sangat dianjurkan untuk menyisihkan waktu – baik setiap hari atau beberapa kali seminggu – untuk berolahraga atau terlibat dalam kegiatan yang akan membantu menghilangkan stres atau meningkatkan suasana hati mereka.
“Dengan pola kerja hybrid menjadi norma ke depannya, meningkatkan kesejahteraan karyawan di tempat kerja harus menjadi prioritas utama, membutuhkan usaha bersama dari pimpinan perusahaan dan karyawan itu sendiri, untuk memenuhi kebutuhan dan tantangan tren kerja baru ini,” tutup Stephen Conchie.