Menparekraf Sebut Pembatasan Kunjungan di Candi Borobudur Jadi Keharusan, Begini Alasannya

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 07 Juni 2022 | 15:10 WIB
Menparekraf Sebut Pembatasan Kunjungan di Candi Borobudur Jadi Keharusan, Begini Alasannya
Wisatawan menikmati pemandangan di pelataran Candi Borobudur. Nantinya, hanya pemilik tiket khusus yang boleh berwisata hingga puncak candi. [Suara.com/ Angga Haksoro Ardi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyatakan pembatasan jumlah kunjungan wisatawan untuk bisa naik ke bangunan Candi Borobodur, Magelang, Jawa Tengah, sebanyak 1.200 per hari sudah menjadi keharusan.

Hal tersebut karena sejak beberapa tahun terakhir, batu di Borobudur mengalami kenaikan tingkat keausan akibat padatnya pengunjung.

“Bukan artinya wisatawan merusak, tapi setiap kali wisatawan naik ke struktur Borobudur, secara otomatis (batu) mengalami keausan,” ucap dia dalam Weekly Press Briefing yang dipantau secara virtual, Jakarta, Senin.

Penentuan jumlah maksimal pengunjung sebanyak 1.200 orang per hari atau 400-500 ribu per tahun dinyatakan sudah sesuai dengan daya dukung wisata destinasi super prioritas (DSP) tersebut.

Baca Juga: Harga Tiket Candi Borobudur Naik Jadi Rp 750 Ribu, Komika Adit: Makanya kerja!

Ilustrasi Sejarah Candi Borobudur (Freepik)
Ilustrasi Sejarah Candi Borobudur (Freepik)

Untuk menjaga kelestarian Borobudur, lanjutnya, telah disediakan sendal upanat yang khusus digunakan untuk menaiki destinasi itu guna membantu mengurangi keausan batu.

“Ini adalah peradaban kita, ini merupakan peninggalan dari heritage, kelestarian budaya kita, juga dari nenek moyang kita. Kita harus memastikan Borobudur ini destinasi yang ramah terhadap lingkungan,” ungkap Menparekraf.

Dalam kesempatan yang sama, Sandiaga menyampaikan mengenai aturan harga khusus bagi wisatawan yang hendak datang ke Borobudur.

Adanya kritik dari berbagai kalangan terkait ketentuan harga yang dianggap mahal, lanjutnya, akan dipertimbangkan oleh pemerintah.

“Kami akan melakukan langkah-langkah strategis setelah mendapatkan masukan begitu banyak dari para netizen, para ahli, dunia usaha, pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, ahli budaya, tokoh-tokoh agama, dan tokoh-tokoh masyarakat,” katanya.

Baca Juga: Perbandingan Harga Tiket Candi Borobudur dengan Angkor Wat, Murah Mana?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI