Suara.com - Istana Pasir Cilegon menjadi salah satu destinasi wisata yang populer di Banten saat ini. Area yang dulunya merupakan kawasan penambagan pasir itu berhasil disulap menjadi tempat wisata dengan konsep negeri dongeng.
Tertarik untuk mengunjungi Istana Pasir Cilegon? Yuk, cari tahu informasi lebih lengkapnya terlebih dahulu!
Lokasi
Istana Pasir Cilegon berlokasi di Lebak Denok, Citangkil, Kota Cilegon, Banten. Tempat wisata yang juga dikenal dengan Taman Cadas ini berada di perbatasan Serang-Cilegon.
Baca Juga: Alun-Alun Kota Batu: Rekomendasi Wisata Malam di Kota Apel
Harga Tiket
Tiket masuk yang harus dibayarkan untuk berkunjung ke Istana Pasir Cilegon adalah Rp5 ribu pada hari biasa serta Rp10 ribu di akhir pekan dan tanggal merah. Sementara itu, tiket tambahan untuk memainkan fasilitas yang ada adalah Rp10.000
Fasilitas Lengkap
Tidak hanya menyajikan padang pasir lengkap dengan kemegahan istana layaknya cerita di dalam dongeng, Istana Pasir Cilegon juga dilengkapi berbagai fasilitas yang dapat memuaskan pengunjung.
Saat ini, sudah ada taman buah, taman bunga, dan taman burung di area sekitar bekas tambang tersebut. Selain itu, ada juga flying fox, bukit perkemahan, dan ruangan untuk family gathering.
Pembangunan Kastil
Baca Juga: 4 Tempat Melukat di Bali yang Terkenal Dan Kerap Jadi Tujuan Wisata
Jika kamu mengunjungi tempat wisata ini, tentu akan menjadi rasa penasaran tersendiri bagaimana kastil megah tersebut dapat berdiri di sana, bahkan saat beberapa titik tambang di sekitarnya masih aktif.
Rupanya, pembangunan tempat wisata tersebut terdiri dari empat tahap. Tahap pertama adalah pembangunan kastil itu sendiri yang merupakan hasil pahatan bukit yang menjulang di sekitar kawasan pertambagan.
Setelah disambut antusias oleh masyarakat, dikembangkan fasilitas lain seperti waterboom. Pengembangan pun dilanjutkan dengan taman satwa yang diisi oleh berbagai spesies kucing, kelinci, dan burung.
Tahap berikutnya adalah pembangunan area rekreasi di Istana Pasir Cilegon, yakni berupa bukit perkemahan dan outbond.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri