Suara.com - Punya rumah di usia muda, terutama sebelum 30 tahun, jadi topik perdebatan yang hangat belakangan ini. Harga properti yang semakin melambung tinggi, membuat generasi muda (milenial dan generasi Z) terancam sulit membeli rumah karena beberapa faktor.
Kenaikan gaji yang tidak sebanding dengan kenaikan harga properti, investor properti yang menaikkan harga karena menipisnya suplai, pengembang properti yang mencari untung terlalu banyak, sampai generasi milenial yang dikatakan terlalu boros karena terlalu sering membeli kopi, makan di luar, dan liburan.
Perdebatan dan sikap saling menyalahkan ini akan terus bergulir. Padahal, memiliki rumah sendiri bagi generasi milenial bukanlah hal yang mustahil. Namun, memang tidak semudah dua atau tiga dekade lalu. Kuncinya, kebiasaan finansial yang sehat berkat edukasi finansial yang jelas sejak dini.
Hidup hemat dan menabung memang membantu, tetapi justru bagaimana Anda bisa memanfaatkan instrumen tabungan dan investasi yang beragam, mencari celah dan trik pada sistem, serta membangun reputasi dan rekam jejak yang baik pada sektor finansial dan perbankan.
Baca Juga: 6 Potret Rumah Baru Luna Maya, Bakal Direnovasi dan Digabung dengan Kediaman Lamanya
Proses mengumpulkan uang, mengurangi taraf gaya hidup, dan pengorbanan-pengorbanan lain memang tidak mudah. Namun, memegang kunci rumah baru yang dibeli dengan uang sendiri akan sebanding dengan segala usaha yang dilakukan.
Untuk membantu mewujudkan mimpi Anda memiliki rumah sendiri sebelum usia 30, Dekoruma punya tujuh tips jitu yang bisa membangun kebiasaan, pandangan, dan gaya hidup baru guna memperlancar proses menabung untuk membeli rumah.
1. Menabung yang Bukan Sembarang Menabung
Langkah pertama untuk merealisasikan rumah impian tentunya adalah dengan menyimpan uang. Namun, bukan di rekening bank biasa yang bunganya sangat kecil. Meskipun tidak signifikan, bunga atau kenaikan investasi yang lebih besar akan sangat membantu.
Anda bisa mulai dengan menabung pada rekening khusus tabungan dan tabungan berjangka atau deposito. Reksadana atau surat utang negara dengan pertumbuhan stabil dan berisiko rendah juga bisa dan cukup populer belakangan ini.
Saham dan mata uang kripto kurang direkomendasikan karena risikonya yang tinggi. Imbal balik investasinya memang bisa besar, bahkan lebih dari 100 persen. Namun, menabung membeli rumah berarti membutuhkan bunga atau investasi yang konsisten, aman, dan berisiko rendah.
2. Kurangi Pengeluaran yang Punya Alternatif
Meskipun Anda mampu untuk membeli kopi setiap hari, makan di restoran dua sampai tiga kali seminggu, liburan dua sampai tiga kali dalam satu tahun, atau membeli barang-barang fesyen dan gadget terbaru, mengurangi pengeluaran ini tentu bisa mempercepat terkumpulnya uang untuk membeli rumah.
Selain berusaha mengurangi pengeluaran-pengeluaran yang bukan kebutuhan, cari juga alternatif yang lebih hematnya agar tidak perlu menghilangkannya secara keseluruhan.
Beli mesin kopi dan buat kopi sendiri, mulai lebih sering memasak makanan berkualitas restoran di rumah, mencari hiburan di rumah melalui hobi baru, berolahraga, dan lain-lain. Uang yang sebelumnya terpakai bisa ditabung agar semakin dekat dengan target.
3. Perbanyak Sumber Pemasukan Selain Pekerjaan Utama
Memiliki pekerjaan di perusahaan besar yang stabil dengan gaji tetap setiap bulannya memang menyenangkan. Dari gaji pun, Anda dan pasangan mungkin masih bisa menyisihkan nominal yang cukup besar setiap bulannya ke dalam rekening dana membeli rumah.
Walaupun demikian, menambah sumber pemasukan lain selagi mampu tidak ada salahnya dilakukan. Apalagi kalau tujuannya membeli rumah sebelum usia 30 tahun. Carilah pekerjaan lepas (freelance) setelah jam kerja atau akhir pekan.
Bila ada kesempatan membuat bisnis, lakukanlah dan keuntungannya bisa dialihkan sebagian ke dalam dana membeli rumah. Selain untuk mengumpulkan uang lebih cepat, punya lebih dari satu sumber pemasukan juga jadi jaring pengaman bila sumber pemasukan utama hilang.
4. Manfaatkan Promosi dari Pengembang Properti
Setelah usaha pribadi yang mengumpulkan uang, memanfaatkan promosi dari pengembang properti juga harus dilakukan. Selain memilih pengembang properti yang terpercaya, cari juga yang promosinya paling menguntungkan.
Uang muka nol persen, cicilan ringan, rumah yang full furnished dan siap huni, bonus elektronik, gadget, atau bonus-bonus lain. Atau bila Anda menggunakan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), pilih pengembang yang bisa mengurus semua administrasinya dengan jelas dan transparan.
5. Bangun Skor Kredit dan Rekam Jejak Baik Untuk Mempermudah Proses KPR
Bila memutuskan untuk mengambil KPR, bukan hanya kemampuan membayar uang muka dan administrasi yang dicari oleh bank. Skor kredit dan rekam jejak Anda sebagai nasabah juga penting. Inilah yang akan menjadi tolok ukur bank untuk menyetujui kredit atau tidak.
Membangun rekam jejak kredit yang baik pun tidak sulit. Dimulai dengan kartu kredit yang pemakaiannya wajar dan dibayar penuh. Kemudian, kredit kendaraan bermotor dengan tenor yang pendek, serta pembayaran yang selalu patuh dan tidak pernah terlambat.
Melihat rekam jejak dan pola kredit yang baik dari nasabah, bank tidak akan ragu untuk memberikan kredit rumah. Dengan kebiasaan menabung dan berhemat yang sudah dilakukan, pembayaran kredit pun akan relatif lancar dan tanpa kendala.
6. Uang Muka Besar Untuk Cicilan Ringan
Saat mengajukan kredit rumah, uang muka yang harus dibayar berkisar 10-20 persen, tergantung kebijakan bank yang dipilih. Bahkan, beberapa bank juga menawarkan promosi uang muka nol persen yang menggiurkan.
Memiliki rumah pun menjadi lebih mudah lagi, terutama bila Anda sudah memiliki rekam jejak kredit yang baik. Namun, bila memiliki uangnya, membayar uang muka besar di depan akan lebih baik untuk keuangan jangka panjang.
Uang muka besar berarti cicilan akan semakin ringan. Ini akan berguna saat bunga cicilan sudah tidak fixed lagi, melainkan floating. Nominal bunga dari cicilan yang kecil juga tidak terlalu besar dan tidak akan memberatkan ke depannya.
7. Pilih Rumah Sesuai Kebutuhan dan Kemampuan
Pada akhirnya, setelah melakukan semua kiat finansial yang cerdas dan teliti, tingkat ego dan keinginan calon pembeli rumah juga harus diatur. Jangan membeli rumah yang harganya di luar jangkauan Anda. Sesuaikan dengan kebutuhan, perencanaan masa depan, dan kemampuan finansial.
Bila Anda dan pasangan belum memiliki anak atau hanya memiliki satu sampai dua anak, rumah dengan dua kamar tidur sudah cukup. Rumah pun juga merupakan aset yang nilainya terus menanjak dan bisa dijual bila memutuskan untuk pindah ke rumah yang lebih besar.
Artikel Terkait:
Mau Beli Rumah Pertama? Simak 7 Tipsnya Agar Tak Salah Pilih!
7 Gambar Denah Rumah Minimalis Sederhana dan Modern
Ini Dia Perhitungan RAB Rumah Type 36 yang On-Budget!
Published by Dekoruma |