Apa Itu Mirin? Bahan Makanan Mengandung Alkohol yang Kerap Terdapat Pada Sushi

Kamis, 02 Juni 2022 | 13:06 WIB
Apa Itu Mirin? Bahan Makanan Mengandung Alkohol yang Kerap Terdapat Pada Sushi
Ilustrasi sushi (pixabay/born_in_88)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama restoran Jepang, Genki Sushi jadi sorotan karena sushinya disebut mengandung alkohol atau mirin. Hal ini terungkap setelah aktor Adrian Maulana mengungkapnya dalam reels Instagram miliknya.

Konten Adrian lantas viral dan disebarkan berbagai akun lainnya. Ditambah ia juga mengungkap Genki Sushi ternyata belum mendapatkan sertifikat halal MUI (Majelis Ulama Indonesia).

"Saya sedang berada di restoran Genki Sushi Pacific Place. Saya mau bercerita, tadi ada tamu di sebelah meja saya yang kasih tahu ke waiter yang sedang melayani meja saya, untuk memberitahu kepada saya untuk tidak memesan sushi di restoran ini, karena sushinya mengandung mirin dan soyu atau kecap asinnya mengandung alkohol," ujar Adrian di akun Instagramnya dikutip suara.com, Kamis (2/6/2022).

Postingan aktor berusia 44 tahun itu tidak hanya membuat umat muslim Indonesia lebih waspada, tapi juga semakin membuka wawasan bahwa ada berbagai bumbu tradisional, dan kali ini mirin bumbu beralkohol dari Jepang. Lantas, apa sih mirin itu?

Baca Juga: Sushi Stop Sajikan Menu Khas Jepang dengan Harga Terjangkau, Mulai dari Rp10 Ribuan

Ilustrasi sushi yang disajikan bersama wasabi (Pixabay/sfbistrodubai)
Ilustrasi sushi yang disajikan bersama wasabi (Pixabay/sfbistrodubai)

Mengutip Jappanese Food Guide, di Jepang mirin adalah bumbu alkohol tradisional yang juga disebut Hon Mirin.

Mirin setara dengan sake, wine, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Tapi mirin merupakan bumbu minuman beralkohol khusus dan asli dari Jepang.

Bumbu satu ini kerap digunakan dalam saus, kaldu, hingga bumbu untuk merendam masakan. Inilah sebabnya di Jepang sangat sulit menemukan resep asli masakan tanpa menggunakan mirin.

Lantaran mengandung alkohol, pembuatan mirin juga tidak bisa sembarangan sehingga harus diatur dalam Undang-Undang Pajak Alkohol, yang di dalamnya merinci bahan-bahan yang diizinkan untuk membuat mirin.

Sehingga syarat agar bisa disebut mirin, harus  memiliki kandungan alkohol kurang dari 15 persen, dan menggunakan bahan yang diekstraksi minimal 40 persen atau lebih.

Baca Juga: Merasa Sushi Terlalu Amis, Pria Ini Tambahkan Bumbu Tak Terduga

Bahan yang diekstraksi ini bisa berupa beras ketan yang disebut mochigome atau nasi koji yang kemudian dicampur alkohol. Alkohol yang digunakan yakni alkohol shocu atau jozo, yang juga digunakan untuk membuat bir.

Khusus saat membuat mirin, semakin tinggi kandungan ekstraksi, maka semakin kuat dan kaya rasa manisnya.

Usia semua bahan digabungkan, setelah 40 hingga 60 hari proses pematangan atau fermentasi, bahan mirin akan disaring. Tapi beberapa produsen ada juga yang menunggu hingga 6 bulan fermentasi.

Setelah disaring bukan berarti produsen langsung menjualnya, beberapa ada yang pilih menuakannya hingga 1 hingga 20 tahun. Semakin pekat warna mirin, menunjukan seberapa tua usia mirin.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan pihak Genki Sushi belum memberikan klasifikasi maupun konfirmasi terkait banyaknya pemberitaan yang beredar. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI