Suara.com - Oscar Lawata yang kini telah memiliki identitas baru dengan nama Asha Smara Darra baru saja sukses menggelar show tatap muka pertamanya setelah pandemi Covid-19 di The Apurva Kempinski Bali.
Acara digelar pada Minggu 15 Mei 2022 di lobi hotel berbintang 5 tersebut, memamerkan 24 koleksi pakaian ready to wear yang dibuat dengan keindahan kain khas Nusa Tenggara.
Koleksi tersebut terdiri dari berbagai potongan, mulai dari dress, tunik, atasan, hingga bawahan dengan motif dan warna-warna indah khas wastra Nusa Tenggara.
"Nusa Tenggara adalah tempat yang spesial untuk saya, karena di sanalah awal dari perjalanan tekstil saya di Indonesia," ujar Asha dalam jumpa pers beberapa waktu lalu.
Baca Juga: 7 Potret Oscar Lawalata Kencan Romantis di Italia, Lepas Rindu Setelah LDR
Pada fashion show ini, balutan karya yang diciptakan Asha juga dipakai secara eksklusif oleh Lady in Red The Apurva Kempinski Bali. Lady in Red merupakan ambassador dari Kempinski Hotels, yang ada di setiap hotel Kempinski di berbagai belahan dunia.
"Ini bukan hanya sekadar fashion show. Bersama kampanye Unity in Diversity dari The Apurva Kempinski Bali, kami juga berusaha untuk menyatukan sisi budaya dan fashion, para pekerja UMKM, serta sisi kelanjutan dari kain- kain ini," tambah dia.
Selain lewat fashion show, untuk mengapresiasi warisan budaya Nusa Tenggara, serta karya seni Indonesia The Apurva Kempinski Bali juga menggandeng Asha untuk memamerkan koleksi 100 kain pribadinya dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pameran ini akan berlangsung selama bulan Mei 2022 yang bisa dinikmati pengunjung di Pendopo Lobby TheApurva Kempinski Bali. Di mana, ada beragam ciri khas kain dari berbagai daerah di Nusa Tenggara.
Kain-kain ini sendiri kata Asha berasal dari berbagai daerah di Nusa Tenggara, di antaranya seperti Alor, Timor, Flores, dan deretan daerah lainnya.
Baca Juga: 5 Gaya Liburan Oscar Lawalata di Sumba, Pakai Bikini Tuai Pujian
"Kalau kain NTT, sangat spesial karena teksturnya. Kain ini terkenal dengan ketebalannya dibanding kain batik yang lebih halus atau songket Sumatera yang lebih tipis. Tapi ketebalan itu yang membuatnya sangat kuat. Motifnya juga sangat indah dan beragam sekali," jelas Asha.
Melalui pameran dan peragaan busana ini, Director of Marketing The Apurva Kempinski Bali, Danti Yuliandari, berharap akan ada semakin banyak orang yang dapat melihat evolusi dari kain-kain antik ini.
"Dengan adanya program ini, diharapkan tamu dari The Apurva Kempinski Bali juga dapat mengenal lebih dekat tentang seni tekstil Nusa Tenggara," tutup dia.