Suara.com - Isu-isu di sektor pendidikan, terutama di negara berkembang, memang tidak ada habisnya. Pasalnya, sektor pendidikan terdiri dari berbagai lapisan dan melibatkan banyak pihak yang menentukan bagus atau tidaknya kualitas pendidikan di negara tersebut.
Di Indonesia, misalnya, kualitas pendidikan masih sangat kurang, terbukti dari skor PISA OECD pada tahun 2018, yang menempatkan Indonesia di ranking buncit untuk kemampuan pelajar di bidang sains, matematika, dan literasi.
Indonesia berada di ranking 70 untuk sains, 72 untuk matematika, dan 73 untuk membaca - dari total 79 negara yang berpartisipasi. Rata-rata skor yang didapat untuk masing-masing mata pelajaran ini pun justru menunjukkan penurunan dibandingkan riset pada tahun 2015.
Sandeep Devaram, yang lahir dan dibesarkan di India, merasa tertantang untuk ikut berkontribusi memperbaiki kualitas pendidikan melalui platform online. Sandeep mengingat bahwa ibunya selalu menginginkan yang terbaik bagi Sandeep, khususnya dalam hal akademis dan mata pelajaran Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika.
Sandeep kecil bahkan pernah mengutak-atik motor sang ayah dan kipas angin di rumah untuk dijadikan mainan helikopter. Tak heran, kecerdasan terkait pengembangan produk dan logika sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Sandeep.
Setelah menyelesaikan gelar sarjana teknik di Birla Institute of Technology and Science, salah satu kampus terbaik di India, Sandeep mengawali karirnya sebagai software engineer sebelum beralih profesi sebagai seorang analis.
Ia pun kemudian melabuhkan karir pertamanya sebagai spesialis produk di perusahaan gaming dan akhirnya melanjutkan karier di perusahaan teknologi pendidikan terkemuka di India.
Di saat inilah, ia bertemu dengan Abhay Saboo dan Marc Irawan yang tengah membangun CoLearn, salah satu perusahaan teknologi edukasi yang paling cepat berkembang di Asia Tenggara. Transisi dari dunia gim ke teknologi edukasi memanglah tak mudah.
Namun, pengalaman Sandeep di industri gim justru membekalinya dengan pengetahuan mendalam tentang customer engagement, salah satu kunci keberhasilan mempertahankan loyalitas pelanggan.
Baca Juga: 5 Hal Penting yang Perlu Dilakukan Setelah Kelas Matematika
Bagi Sandeep, tantangan terbesar yang dihadapi adalah merangkul perbedaan karakteristik pelajar Indonesia dan India. Ia pun dengan cepat menyadari bahwa pelajar Indonesia seringkali merasa bahwa matematika adalah mata pelajaran momok, dan seringkali pelajar pun merasa masih minim motivasi atau tidak memiliki rasa percaya diri.