Suara.com - Bagi orang yang sudah memasuki usia dewasa muda atau produktif, ada fase di mana mereka mulai merasakan quarter life crisis atau krisis seperempat abad. Ini adalah periode saat seseorang berusia 18–30 tahun merasa tidak memiliki arah, khawatir, dan bingung akan masa depannya.
Psikolog Klinis sekaligus Content Creator Christine Anggraini membagikan empat fase quarter life crisis, yang diungkap dalam acara Quarter Life Crisis: When Your Doubtful Mindset Affects Your Healthy Lifestyle, beberapa waktu yang lalu.
Simak selengkapnya berikut ini!
Fase Pertama
Baca Juga: 7 Rekomendasi Lagu Indie Indonesia untuk Menghadapi Quater Life Crisis, Punya Lirik Positif!
- Pada fase ini, seseorang sudah mulai berkomitmen pada pekerjaan ataupun jurusan kuliahnya. Bahkan, seseorang menyadari bahwa bukan keputusan yang diinginkan dalam jangka panjang.
- Ada keinginan ingin pergi, namun takut keputusan yang diambil salah.
- Takut terkesan tidak bertanggung jawab sebagai orang dewasa.
- Ada kebingungan antara peran dan komitmen.
Fase Kedua
- Pada fase ini, seseorang mulai mengambil langkah secara aktif untuk keluar dari komitmen.
- Pada fase ini, seseorang mulai mengalami gejolak emosi yang memuncak. Dan seorang mulai merasakan sedih dan cemas terkait masa depannya.
- Mulai kehilangan identitasnya, dan mempertanyakan tentang nilai-nilai hidup.
Fase Ketiga
- Individu mulai melakukan adaptasi terhadap kebiasaan baru.
- Individu mulai mencari kembali identitasnya, mencoba mencari alternatif lain, tidak mau merasakan ketidakstabilan emosi, membuat perubahan yang konsisten, dan fokus kepada diri sendiri.
Fase Keempat
- Motivasi secara intrinsik sudah terbentuk.
- Individu lebih berkomitmen pada komitmen barunya.
- Sense of self lebih terarah, dan tidak terpengaruh oleh lingkungan.