Suara.com - Saat memasuki usia dewasa, seseorang rentan mengalami quarter life crisis. Mereka yang mengalami hal tersebut akan merasa kehilangan arah, khawatir, bingung, dan galau akibat ketidakpastian hidup.
Pertanyaan, mengapa seseorang bisa mengalami quarter life crisis?
Dijelaskan oleh Psikolog Klinis sekaligus Content Creator Christine Anggraini M.Psi, ia mengingatkan tentang adanya tantangan dalam setiap fase kehidupan.
"Pertama kita perlu tahu, bahwa di setiap fase pasti ada tantangannya. Jadi dari kita pasti ada fasenya, dan itu merupakan tanda perubahan yang belum terbiasa dengan sesuatu yang baru,” ungkapnya dalam acara beberapa waktu lalu.
Ia juga menyebut adanya beberapa tanda seseorang yang mulai mengalami quarter life crisis. Tanda-tanda tersebut di antaranya:
- Terjadinya perubahan dari fase remaja menuju fase dewasa awal. Setiap perubahan tersebut membutuhkan waktu untuk adaptasi.
- Tuntutan orangtua atau lingkungan yang terlalu besar.
- Mengalami kesulitan terkait kesehatan mental.
- Harapan tidak sesuai dengan kenyataan.
- Perilaku membandingkan diri dengan orang lain, terutama melalui media sosial.
- Takut akan kegagalan, dan tidak ingin menyesal.
“Ketika ada tuntutan diri sendiri yang terlalu besar, bahkan tidak melihat kemampuan diri sendiri, akhirnya jadi krisis,” ungkap Christine.
“Selanjutnya, quarter life crisis terjadi ketika kita tidak punya support system. Lalu berkembang menjadi gangguan, misalnya depresi dan sebagainya,” lanjutnya.
Christine menegaskan, quarter life crisis merupakan tanda dari fase dewasa awal. Mulai dari pertama kali bekerja, kuliah, hingga memutuskan tinggal di rumah sendiri.
“Perlu dicatat, bahwa kondisi ini adalah fase pertama. Dan otomatis itu wajar kalau kita merasa khawatir, cemas, dan tidak nyaman,” pungkasnya.
Baca Juga: Psikolog Ungkap Kondisi Terbaru Amber Heard, Klaim Idap PTSD Gegara Johnny Depp