Suara.com - Pernahkah kalian melihat seseorang yang mengalami banyak tekanan tetapi tampak biasa saja? Bisa jadi, orang terdekat Anda mengalami Duck Syndrome.
Lalu sebenarnya, apa itu duck syndrome? Dihimpun dari laman Hops.id---Jaringan Suara.com, duck syndrome sebenarnya merupakan situasi di mana seseorang dalam tekanan namun mencoba terlihat baik-baik saja.
Diibaratkan, penderita duck syndrome ini layaknya bebek sedang berenang di dalam air. Di luar kita bisa melihat bebek berenang dengan tenang padahal kedua kakinya bekerja keras.
Penderita duck syndrome jika berlarut-larut tentu saja akan mengalami permasalahan psikologis seperti depresi dan cemas.
Baca Juga: 5 Alasan Seseorang Suka Pamer di Media Sosial, Salah Satunya Karena Obsesi
Penyebab seseorang mengalami Duck Syndrome
Dikutip Hops.ID dari laman Instagram Biro Psikologi Dinamis, ada enam hal yang menjadi penyebab seseorang ingin terlihat baik-baik saja, walau sebenarnya banyak sekali tekanan dan tuntutan dalam hidupnya.
1. Keinginan untuk terlihat sempurna atau perfeksionis
Tidak ingin melakukan kesalahan atau bahkan mengalami kegagalan adalah impian semua orang. Namun, tentu saja itu adalah hal yang mustahil.
Karena keberhasilan itu lahir dari sebuah kesalahan serta kegagalan yang terjadi berulang kali dan tanpa sadar hal itulah yang membuatmu menjadi lebih memahami setiap permasalahan yang ada.
Baca Juga: Stop Stigma: Menangis adalah Milik Semua, Termasuk Laki-laki
Namun, terkadang kamu menjadi lupa diri dan ingin terus terlihat sempurna dan melakukan apapun tanpa ada celah sedikit pun.
Kamu tidak ingin dipandang sebelah mata hanya karena sebuah kesalahan dan pada akhirnya memaksakan dirimu sendiri untuk menjadi yang paling sempurna.
2. Pernah mengalami peristiwa traumatis di masa lalu
Kejadian tidak menyenangkan di masa lalu mungkin saja kini membuatmu menjadi seseorang yang takut dinilai buruk oleh orang lain.
Sehingga kamu terus melakukan apapun agar tidak terlihat menyedihkan dengan segala pencapaian yang diraih.
Padahal sebenarnya kamu lelah dan tidak sanggup melakukan semuanya. Namun, tetap memaksakan diri untuk terus berjuang membuktikan kepada mereka bahwa kamu mampu dan bisa.
Tanpa peduli dengan dirimu sendiri yang juga membutuhkan istirahat dan ingin dimengerti agar bisa melakukan hal yang memang diinginkan.
3. Tuntutan akademik atau pekerjaan
Dipaksa untuk melakukan hal yang mungkin sebenarnya tidak kamu sukai dan bukan menjadi tujuanmu selama ini bisa menjadi salah satu faktornya.
Sebuah keharusan yang memang harus kamu lakukan dan jalani itu tanpa sadar membuatmu mengabaikan atau bahkan melupakan keinginanmu selama ini.
Misalnya, nilai kamu harus selalu A atau bahkan melakukan pekerjaan yang sebenarnya tidak sesuai dengan passionmu.
Awalnya mungkin kamu akan merasa baik-baik saja melakukan semua itu. Namun, lama-kelamaan menjadi terbiasa dan berusaha terlihat baik-baik saja.
4. Keberhargaan diri yang rendah
Tidak bisa menghargai dirimu sendiri ketika berhasil melakukan sesuatu, karena menganggap bahwa itu adalah hal kecil yang tidak pantas untuk dibanggakan.
Padahal, hal sekecil apapun itu harus kamu hargai dan apresiasi atau setidakanya mengucapkan terima kasih pada dirimu sendiri karena telah berhasil melakukannya.
Kamu terlalu sibuk pada sesuatu yang besar dan melupakan hal sederhana yang mungkin saja menjadi awal keberhasilanmu yang sesungguhnya.
5. Ekspektasi yang terlalu tinggi
Berekspektasi terlalu tinggi hanya akan melahirkan sebuah kecewa yang pada akhirnya membuatmu menyalahkan diri sendiri.
Harapan yang tidak realistis atau bahkan tidak sesuai dengan kemampuan dirimu sendiri hanya akan membuatmu kehilangan semangat dan motivasi ketika hasilnya tidak sesuai yang diharapkan.
Itulah pentingnya mengenali diri sendiri agar dapat memahami kemampuan diri dan menciptakan sebuah harapan yang memang sesuai dengan dirimu.
6. Adanya pengaruh media sosial
Terlalu banyak menyelami diri di dunia maya dan melihat pencapaian orang lain hanya akan membuatmu semakin merasa kecil dengan dirimu yang sekarang.
Berbagai macam informasi masuk tanpa bisa kamu pilah terlebih dahulu akan mengubah pola pikirmu secara perlahan dan tentunya menentukan tindakan yang akan dilakukan.
Maka, mulai sekarang cobalah untuk membatasi diri dari media sosial dan pilah lagi mana informasi yang memang kamu butuhkan dan berdampak baik bagi dirimu maupun orang lain.
Itulah penyebab seseorang mengalami sindrom tersebut dan pada akhirnya memaksa dirinya untuk terlihat baik-baik saja.
Ingatlah bahwa kehidupan di dunia ini pasti memiliki tekanan dan segala tuntutan agar membuatmu menjadi dirimu yang lebih baik lagi.
Namun, bukan berarti kamu memiliki kewajiban untuk menutupi apa yang sebenarnya dirasakan dan memilih untuk memendamnya.
Yuk, mulai sekarang cobalah untuk berkata jujur pada dirimu sendiri dan beranikan diri untuk menolak sesuatu yang memang tidak kamu inginkan,