Suara.com - Membicarakan Jawa Tengah memang tidak akan terlepas dari kekayaan budaya yang beragam, tak kecuali soal pakaian adat Jawa Tengah yang memiliki nilai-nilai filosofis.
Salah satu bagian penting dalam pakaian adat Jawa Tengah yang paling terkenal ada batik. Namun, selain batik, masih detail penting lainnya.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut 7 detail pakaian adat Jawa Tengah. Sudah pernah tampil dengan menganakan busana daerah ini?
Baju Surjan
Baca Juga: 7 Fakta Unik Met Gala 2022, Tema hingga Busana Ikonik Selebriti Jadi Sorotan
Surjan merupakan pakaian yang dikenakan oleh pria dari kerabat kerajaan di masa lalu, tepatnya bagi kalangan bangsawan saat menghadiri acara-acara resmi kerajaan.
Baju surjan memiliki motif lurik berwarna hitam dan coklat, lengkap dengan saku di bagian depan dan kerah sanghai.
Baju surjan biasa dipadukan dengan kain jarik motif batik yang dililitkan dari pinggang sampai mata kaki. Sebagai pelengkap, diselipkan pula keris di bagian belakang sebagai simbol ksatria.
Pakaian adat Jawa Tengah selanjutnya adalah Jawi Jangkep yang juga dikenakan oleh para pria. Jawi jangkep terdiri atas beskap hitam dengan motif bunga keemasan pada bagian tengah dengan kerah agak tinggi dan tanpa lipatan.
Baca Juga: Anggun dan Elegan, Penampilan 5 Busana Selebriti Saat Lebaran yang Curi Perhatian
Sebagai pasangannya, dominasi warna hitam dipadukan dengan kain jarik. Ada pula aksesoris tambahan yang biasa digunakan, yaitu blankon untuk menutup kepala, keris yang diselipkan di bagian belakang, dan bunga melati yang dikalungkan.
Basahan merupakan salah satu pakaian adat Jawa Tengah yang kerap digunakan saat melangsungkan pernikahan dengan adat Jawa. Salah satu yang menjadi ciri khas basahan adalah tidak mengenakan luaran dan menggunakan Paes Ageng Kanigaran.
Basahan juga dikenal dengan nama Dodot karena kedua mempelai biasanya menggunakan kemben Panjang dan lebar yang disebut dodot. Dulunya, pakaian ini hanya boleh digunakan oleh kerabat Keraton.
Pakaian adat Jawa Tengah yang cukup populer ini dulunya hanya boleh dipakai kalangan bangsawan saat menghadiri acara-acara penting. Namun saat ini, untung saja kebaya sudah boleh dikenakan oleh semua kalangan, bahkan pada acara biasa.
Salah satu bahan terbaik untuk membuat kebaya adalah kain sutra atau katun tipis. Tidak jarang, ada kebaya yang menggunakan nilon tembus pandang yang dilengkapi dengan brokat serta sulaman.
Kanigaran
Kanigaran adalah pakaian adat Jawa Tengah yang biasa digunakan oleh para raja. Namun, saat ini kanigaran hanya biasa digunakan saat acara pernikahan.
Pada pakaian pria, kanigaran biasanya berupa beskap berkerah dengan beludru halus dan sulaman emas di kedua ujung lengan. Sulaman emas ini menjadi pembuktian atas kekuasaan yang para raja miliki.
Beskap
Seiring berjalannya waktu, jawi jangkep dan beskap kerap digunakan secara terpisah. Salah satu keunikan dari beskap adalah potongan bagian depannya yang asimetris sebagai antisipasi adanya tambahan aksesoris seperti keris dan lainnya.
Terdapat tiga jenis beskap yang kerap digunakan, yaitu beskap gaya Yogya untuk pakem Keraton Kasultanan, beskap gaya Solo untuk pakem Keraton Kasunanan, dan beskap Landung dengan bagian depan panjang.
Jarik
Jarik merupakan pakaian adat Jawa Tengah yang biasa dijadikan setelan bagian bawah. Selain itu, jarik pun kerap digunakan untuk alas tidur bayi dan gendongan.
Tidak hanya untuk menghadiri acara besar, jarik juga biasa digunakan di kehidupan sehari-hari oleh orang-orang terdahulu.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri