Suara.com - Ada cara seru untuk bisa lebih mengenai warisan dunia yang ada di Indonesia. Salah satunya dengan mengikuti “Virtual Tour Borobudur: Jelajah Borobudur Hari Ini” yang diadakan oleh UNESCO Jakarta bekerjasama dengan Balai Konservasi Borobudur (BKB), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, serta pihak pemerintah lokal Borobudur.
Di Indonesia, sebagai salah satu negara yang memiliki 9 Situs Warisan Dunia, UNESCO Jakarta setiap tahunnya melakukan kegiatan untuk meningkatkan kesadaran publik. Salah satunya dengan mengajak dengan komunitas lokal, kelompok pemuda, masyarakat sipil, media dan para pegiat perlindungan situs cagar budaya untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya pelestarian Situs Warisan Dunia.
Kegiatan ini menjadi dorongan untuk berbagi pengetahuan antar generasi mengenai Candi Borobudur sebagai salah satu Situs Warisan Dunia di Indonesia, dan bagaimana penyesuaiannya terhadap perubahan iklim dan pembangunan yang sedang berlangsung.
“Borobudur Temple Compounds merupakan salah satu Warisan Dunia yang dimiliki Bangsa Indonesia yang telah ditetapkan oleh UNESCO karena memiliki Outstanding Universal Value (Nilai Universal Luar Biasa) yang harus kita jaga kelestariannya. Pelestarian Warisan Dunia Kompleks Candi Borobudur tidak hanya terletak pada aspek fisiknya saja, tetapi juga pada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Sehingga, upaya pelestarian tersebut tidak bisa terlepas dari peran masyarakat yang diharapkan menjadi salah satu aktor utama dalam pelestarian," kata Wiwit Kasiyati, Kepala Balai Konservasi Borobudur, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam keterangannya, Jumat, (28/4/2022).
Baca Juga: Wapres Maruf Amin Tinjau Persiapan Candi Borobudur Jelang Libur Lebaran
Kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi para peserta untuk mengunjungi Candi Borobudur serta melihat relief tersembunyi Karmawibhangga yang menakjubkan, melalui pertunjukan virtual oleh tim BKB. Lebih jauh, kegiatan ini juga memperlihatkan inovasi kreatif dari komunitas lokal di Borobudur yang menggunakan relief candi sebagai inspirasi dalam menciptakan karya dan seni pertunjukan.
“Secara keseluruhan kegiatan ini sangat menarik. Virtual tour tadi membuat saya ingin menjelajah Borobudur secara langsung dan bisa mengakses simulator yang seru di bawah tanah. Saya terbantu menikmati acara ini dengan hadirnya Juru Bahasa Isyarat. Harapannya ke depan, tampilan Juru Bahasa Isyarat bisa lebih besar sehingga terlihat jelas jika menggunakan handphone maupun laptop.” Ungkap Achmad Robi, penyandang disabilitas tuli dan pemilik KASULI Kafe Susu Tuli, salah satu wirausaha muda dampingan Program Kita Muda Kreatif.
Sebagai bagian dari usaha konservasi dan preservasi terhadap dampak pariwisata massal, kawasan Borobudur telah melakukan pembatasan terhadap wisatawan yang mengunjungi zona utama selama dua tahun terakhir. Sebagai tambahannya, Balai Konservasi Borobudur telah melakukan penelitian dalam menciptakan alas kaki khusus yang dapat digunakan kedepannya untuk mengurangi dampak penggunaan alas kaki yang keras selama puluhan tahun.\
Alas kaki khusus yang terbuat dari bahan alam ini bernama Upanat, yang telah dikenalkan kepada publik beberapa bulan yang lalu, dan saat ini masih dalam proses finalisasi kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat dan penyiapan untuk penggunaan secara resmi di Candi Borobudur. Kegiatan ini berlangsung meriah dengan ratusan peserta di zoom meetings Kita Muda Kreatif dan penotnon dari youtube Balai Konservasi Borobudur. Para peserta sangat antusias mengikuti acara hingga akhir.
"Semua nilai yang ada di relief itu sangat luar biasa sekali dan mengedukasi semua generasi mulai dari kecil, remaja, hingga dewasa. Hal ini menjadi tolak ukur bagi sanggar kami untuk menghasilkan produk-produk yang tidak jauh dari candi borobudur, yang indah, dan kita cintai. Salah satunya Sendratari Manohara, ada Shibi Kabita yang hadir berkat peran serta dari Balai Konservasi Borobudur juga." Ungkap Elisabet Pangesti Wahyudianti, S.Pd dari Avadana Dance Studio.
Baca Juga: Wapres: Pemerintah Terus Berupaya Kembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Kawasan Borobudur
Lebih lanjut, Moe Chiba, Kepala Unit Budaya UNESCO Jakarta. situs warisan dunia perlu dijaga dengan rasa hormat karena mereka menyingkap sejarah umat manusia dan selalu menginspirasi kreativitas kita. Namun, ancaman pada situs warisan dunia terutama situs alam dan monumen kuno, sangatlah nyata, termasuk pembangunan urban dan perubahan iklim.
"UNESCO mengapresiasi usaha inovatif Balai Konservasi Borobudur untuk memperkenalkan teknologi digital serta sepatu yang ramah terhadap kondisi candi untuk menyeimbangkan kebutuhan konservasi dan pelibatan pemberdayaan masyarakat.” Ungkap