Mengenal Nenih, Sosok Kartini Peternak Perempuan di Indonesia

Risna Halidi Suara.Com
Kamis, 28 April 2022 | 05:50 WIB
Mengenal Nenih, Sosok Kartini Peternak Perempuan di Indonesia
Mengenal Nenih, Sosok Kartini Peternak Perempuan Indonesia (Dok FFI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Data dari Index Global Gender Gap 2021 menunjukkan, Indonesia berada di peringkat 101 dari 156 negara terkait kesenjangan gender.

Partisipasi dan peluang ekonomi, pencapaian pendidikan, kesehatan dan kelangsungan hidup, serta pemberdayaan politik menjadi empat faktor yang memengaruhi penilaian.

Di Indonesia, sosok peternak perempuan asal Jawa Barat berusia 40 tahun bernama Nenih, termasuk yang belum sempat memiliki kesempatan untuk meraih pendidikan terbaik.

Sejak kecil, ayahnya yang telah meninggal dunia, dan sang ibu berjuang seorang diri sebagai peternak sapi perah, membiayai dan membesarkan Nenih dan keempat kakaknya.

Baca Juga: Viral Sapi Masuk Dalam Kamar Seorang Gadis, Respon Penghuni Kamar Pasrah

Keterbatasan membuat Nenih hanya mampu menyelesaikan pendidikan hingga Sekolah Dasar. Dari sang ibu, Nenih belajar arti perjuangan.

Mengenal Nenih, Sosok Kartini Peternak Perempuan Indonesia (Dok FFI)
Mengenal Nenih, Sosok Kartini Peternak Perempuan Indonesia (Dok FFI)

Pesan dan kecintaan pada ibunya pula, yang memicu Nenih untuk bisa menjadi perempuan yang lebih berdaya. Inilah mengapa, ketika mulai membina rumah tangganya sendiri, Nenih bertekad untuk memampukan diri, agar juga bisa memiliki penghasilan sendiri.

Nenih bersyukur, memiliki suami yang turut mendukung semangatnya ini. Dimulai dari merawat sapi orang lain dengan sistem bagi hasil, pada 2011 Nenih akhirnya berhasil mengumpulkan uang untuk membeli satu sapi perah miliknya sendiri.

Bukan tanpa tantangan, sebagai perempuan dan juga ibu dua orang anak, Nenih paham betul tanggung jawab yang juga ia harus jalani setiap harinya. Apalagi, sebagai anggota masyarakat, Nenih juga aktif terlibat dalam organisasi kemasyarakatan seperti pengajian dan koperasi peternakan.

"Membagi waktu dan pikiran terkait urusan rumah, kendang dan lingkungan menjadi tantangan yang saya rasakan. Apalagi di awal beternak, saya hanya menjalani usaha sebagaimana saya melihat ibu saya beternak."

Baca Juga: Disdag Kota Yogyakarta Sebut Dua Komoditas Ini Alami Kenaikan Harga Jelang Idulfitri

"Sibuk cari rumput, belum kepikiran tentang cara pencatatan atau pembukuan. Tapi saya gak boleh nyerah, karena saya sudah punya cita-cita untuk bisa kasih anak-anak kesempatan sekolah yang lebih baik dari saya."

"Saya juga ingin jalanin pesan ibu saya, untuk bisa terus jadi peternak. Jadi saya harus terus maju, tentunya dengan dukungan dari keluarga juga", ujar perempuan yang akrab dipanggil Teh Nenih dikutip dari siaran pers.

Semangat dan daya juang yang dimiliki Nenih membukakan jalan baginya untuk menimba ilmu peternakan hingga ke Belanda setelah menjadi bagian dari inisiatif Dairy Development Program yang diusung Frisian Flag Indonesia pada 2019.

Di Belanda, Nenih mempelajari cara mengelola peternakan sapi perah, langsung dari para peternak di Friesland. Di sana, Nenih menimba ilmu terkait manajemen kandang, pemberian pakan, hingga metode pencatatan yang lebih baik.

Memiliki ketertarikan dan keunggulan di bidang pencatatan, menjadi salah satu modal keberhasilan Nenih dalam mengembangkan usaha peternakan sapi perah miliknya.

Usaha yang terus berkembang, memberi berkah dan peningkatan kesejahteraan bagi Nenih dan keluarga kecilnya. Dari hasil usaha tersebut, Nenih kini memiliki rumah yang lebih nyaman, serta kandang yang lebih luas untuk menampung 11 sapi perah miliknya.

Lebih dari itu, bersama suami, Nenih berhasil memberikan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anaknya. Putra pertamanya bahkan saat ini telah berhasil mandiri, dan menjadi anggota koperasi sapi perah di Jawa Barat.

Sementara putra keduanya tengah menjalani pendidikan sebagai siswa SMA. Tak hanya untuk keluarga, kebermanfaatan juga terus Nenih tebarkan kepada rekan sesama peternak sapi perah di sekitarnya, dengan membagi ilmu dan pengalaman terkait peternakan yang dimilikinya.

Nenih belum berhenti dan masih terus mengejar mimpi. Saat ini, Nenih tengah menyisihkan pendapatan untuk bisa menunaikan ibadah Haji ke Tanah Suci. Ia juga bermimpi, dapat melakukan regenerasi terkait usaha sapi perah kepada anak-anaknya kelak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI