Suara.com - Peran perempuan dalam menyokong kegiatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKMKM) di Indonesia cukup vital. Banyak perempuan - perempuan tangguh yang berhasil mengembangkan usahanya, terlebih di saat pandemi Covid-19 yang sempat memukul seluruh sektor.
Salah satunya Tatik, pemilik usaha kuliner makanan ringan binaan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (IKPP) Perawang Provinsi Riau. Ia mengatakan bahwa dirinya mengalami kenaikan omset hingga dua kali lipat.
Hal itu terjadi setelah ia program Inkubasi Bisnis bekerja sama dengan Yayasan Doktor Sjahrir dan Womenpreneur Community dari APP Sinar Mas
“Saya benar-benar menikmati berkah Ramadhan kali ini, pesanan sampai 300 kilogram untuk beragam jenis kripik,” ujar Tatik dalam acara Webinar Pengembangan Bisnis UMKM, dalam keterangannya, Selasa, (27/4/20221).
Ia mengisahkan awalnya hanya menjalankan usaha secara sederhana pada 2021, bahkan usaha tersebut nyaris gulung tikar lantaran adanya pandemi Covid-19.
Namun setelah mengikuti program inkubasi bisnis selama dua bulan serta mendapatkan pendampingan dari para mentor membuat usahanya menjadi berkembang pesat.
Apalagi, sejak ia mendapatkan tambahan modal sebagai penghargaan atas terpilihnya menjadi menjadi salah satu dari lima UMKM terbaik untuk program tersebut. Tatik pun kini terus berkreasi dalam produk-produknya, tak hanya kripik singkong, kripik udang dan stik kentang yang kesemuanya sudah masuk ke toko oleh-oleh Pekan Baru, tapi dia juga membuat "stik kawin" (perpaduan antara sawi dan keju)
Senada dengan Tatik, Lailatul, pelaku UMKM asal Mojokerto binaan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk juga mampu memperluas pasar menjadi salah satu oleh-oleh pilihan asal daerah setempat melalui produk kripik singkong.
“Awalnya saya sama sekali tidak tahu cara berbisnis, apalagi stateginya. Namun sejak ikut program inkubasi, akhirnya usaha berkembang dan kini saya punya distributor sendiri,” tutur Lailatul.
Produknya kini dibranding menjadi makanan kekinian “Isokaya” yang menawarkan keunikan berupa kripik singkong rasa kentang. Bahkan, sejumlah pejabat asal Sidoarjo, turut memesan produk tersebut untuk dijadikan oleh-oleh, ungkapnya.
Salah seorang mentor dari program ini, Lily dari PT IKPP Tangerang mengatakan terdapat sejumlah tantangan untuk mengangkat pelaku UMKM ini agar naik kelas. Namun berkat adanya pendampingan membuat pelaku UMKM dapat percaya diri merambah pasar nasional.
“Kami mengawal setidaknya 20 UMKM, mulai dari mengajarkan cara membuat laporan keuangan, menetapkan target, membranding produk hingga mencarikan pasarnya,” kata dia.
Sementara itu, Kartini Sjahrir, Ketua Yayasan Doktor Syarir (YDS) mengatakan program pemberdayaan perempuan dari sisi bisnis UMKM ini merupakan wujud nyata emansipasi perempuan sesuai dengan semangat yang disuarakan RA Kartini.
“Emansipasi itu adalah bagaimana memberikan kesempatan dan peluang sebesar-besarnya bagi perempuan untuk berkiprah di segala bidang, dalam hal ini UMKM,” kata dia.
Melalui UMKM tak dapat disangkal bahwa perempuan turut berperan dalam ketahanan ekonomi keluarga terutama di tengah pandemi.
Untuk itu, upaya yang dilakukan APP Sinar Mas dalam membina pelaku UMKM dari kalangan “emak-emak” ini patut diapresiasi dan ditularkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.