Jadi Makanan Khas saat Idul Fitri, Begini Arti dan Sejarah Nama Ketupat

Arendya Nariswari Suara.Com
Selasa, 26 April 2022 | 14:06 WIB
Jadi Makanan Khas saat Idul Fitri, Begini Arti dan Sejarah Nama Ketupat
Ketupat (Envarto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga, rasa-rasanya kurang lengkap tanpa kehadiran ketupat.

Umumnya, ketupat dihidangkan dengan sajian opor ayam kuah kuning atau gulai, dan disantap usai melaksanakan Salat Idul Fitri.

Dihimpun dari laman Hops.id---Jaringan Suara.com, ketupat dipercaya sudah ada sejak abad 15-16 Masehi lalu.

Saat itu Sunan Kalijaga sedang melakukan syiar Islam kepada masyarakat yang ada di Jawa. Pada masa itu, di masyarakat terdapat budaya dalam merayakan hari raya idup fitri yaitu bakda lebaran dan bakda kupat.

Baca Juga: Harga Tiket Masuk Kebun Binatang Ragunan 2022, Destinasi Liburan Idul Fitri yang Cocok untuk Keluarga

Pedagang membuat kulit ketupat di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, Minggu (18/7/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]
Pedagang membuat kulit ketupat di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, Minggu (18/7/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]

Bakda lebaran adalah perayaan Idulfitri itu sendiri sedangkan bakda kupat dirayakan satu minggu setelah lebaran.

Saat itu, hampir setiap rumah di Jawa terlihat sedang menganyam ketupat dari daun kelapa muda yang dilakukan menjelang lebaran.

Para sejarawan tidak memungkiri juga bahwa ketupat berasal dari zaman yang lebih lama, yakni zaman Hindu-Buddha di Nusantara.

Dikarenakan mengacu pada zaman pra-Islam, yang menjadikan nyiur dan beras sebagai sumber daya alam dan sudah dimanfaatkan untuk dijadikan makanan oleh masyarakat di zaman tersebut.

Berdasarkan filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus yakni kupat yang merupakan kependekan dari kata ‘ngaku lepat’ yang berarti meminta maaf dan "laku papat" yang artinya adalah empat tindakan.

Baca Juga: Mau Lebaran, Rakyat Dihadapi Kenyataan Pahit, Nyaris Semua Bahan Pokok Harganya Naik Hingga 25 Persen

Empat tindakan ini merupakan lebaran, luberan, leburan, dan laburan. Lebaran yang berarti berakhirnya waktu berpuasa.

Luberan memiliki arti melimpahnya harta yang harus disedekahkan kepada fakir miskin seperti melakukan zakat fitrah.

Sedangkan leburan yang berarti dosa dan kesalahan akan melebur habis karena umat Islam harus saling memaafkan satu sama lain.

Dan yang terakhir adalah laburan yang berarti kapur yang menandakan bahwa manusia harus menjaga kesucian lahir dan batinnya setelah Ramadan berakhir.

Seiring berjalannya waktu, ketupat tidak hanya menjadi makanan wajib pada Hari Raya Idul Fitri yang hanya dapat ditemukan di Indonesia.

Sekarang ini negara di Asia Tenggara, khususnya negara-negara jiran yang berbudaya Melayu sudah ikut menyajikan ketupat sebagai makanan pada saat Hari Raya Idul Fitri.

Itu dia tadi sejarah ketupat yang masih jarang diketahui. Bagaimana, menarik bukan?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI