Suara.com - Sudah semestinya minta maaf saat berbuat salah, terutama kepada mereka yang tersakiti hatinya. Namun, kamu mungkin tidak akan dimaafkan jika permintaan maaf darimu terkesan tidak lulus.
Kadang, ada juga orang yang minta maaf hanya untuk menghindari masalah, bukan demi menyelesaikan prahara yang terjadi. Coba perhatikan lagi cara kamu minta maaf. Dirangkum dari Yukepo.com—jaringan Suara.com, berikut beberapa permintaan maaf yang malah bisa memperkeruh masalah.
Aku minta maaf. Aku pasti membuatmu kecewa
Pernyataan maaf bertujuan untuk menunjukkan bahwa kamu sadar dengan kesalahan yang kamu perbuat. Namun jika minta maaf dengan cara seperti ini, kamu seolah hanya ingin menghilangkan perasaan sakit hati yang orang itu rasakan.
Baca Juga: 7 Cara Membuka Pintu Maaf untuk Orang yang Menyakiti Hati Kita
Jika kamu merasa seperti itu, aku minta maaf
Ini cenderung mencerminkan bahwa kamu tidak bertanggung jawab atas kesalahan yang telah dilakukan. Kamu cuma fokus pada respons orang yang merasa tersakiti.
Maafkan aku, tapi...
Ini bukan hanya membuatmu tampak tidak tulus saat minta maaf, tapi juga tidak bertanggung jawab. Kamu tidak sepenuhnya merasa bersalah dan masih ingin menyangkal. Tak peduli kalimat apa yang akan kamu ucapkan setelahnya, menggunakan kata "tapi" saat meminta maaf bukanlah hal yang benar.
Aku minta maaf untuk semua yang aku lakukan
Baca Juga: 6 Alasan Kamu Perlu Belajar Memaafkan Mantan di Hari Lebaran
Kalimat di atas sekilas terdengar begitu menyentuh, tapi nyatanya itu cuma tong kosong. Pada dasarnya, ini menunjukkan bahwa kamu tidak mengakui kesalahan apa pun. Bahkan, kamu terkesan mendesak agar segera diberi maaf.
Ketahui dulu secara pasti, kesalahan apa yang telah kamu perbuat. Setelah menyadarinya, barulah kamu minta maaf dengan tulus.
Aku minta maaf. Aku terlalu bodoh dan tidak akan mengulanginya lagi
Bukannya tulus minta maaf, ini malah terkesan berlebihan. Bukannya fokus pada kesalahan yang dilakukan, kalimat seperti itu justru menunjukkan bahwa kamu lebih fokus pada perasaanmu sendiri. Kamu seolah tidak benar-benar ingin menyelesaikan masalah, melainkan cuma ingin dikasihani.