Suara.com - Jika kamu merasa pergantian cuaca kini sulit diprediksi, bisa jadi itu tanda perubahan iklim. Secara alami, iklim akan berubah terus menerus karena adanya interaksi antara komponen-komponen dan faktor eksternal seperti erupsi vulkanik, variasi sinar matahari, dan faktor-faktor disebabkan oleh kegiatan manusia, seperti perubahan pengunaan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil.
Perubahan iklim dapat disebabkan secara langsung maupun tidak langsung akibat aktivitas manusia sehingga mengubah kompoisi dari atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada perioda waktu yang dapat diperbandingkan.
Komposisi atmosfer global yang dimaksud merupakan komposisi material atmosfer bumi berupa Gas Rumah Kaca (GRK) yang terdiri dari karbondioksida, metana, nitrogen, dan lainnya.
Dikutip dari Ruang Guru, berikut tiga faktor yang sebabkan perubahan iklim dan pergantian cuaca jadi tak menentu.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jakarta Selasa 26 April: Siang Jaksel dan Jaktim Hujan Ringan
Efek rumah kaca atau ‘Greenhouse effect’ adalah keadaan ketika panas (radiasi matahari) terperangkap di atmosfer (lapisan troposfer). Hal tersebut membuat suhu permukaan bumi menjadi lebih hangat. Fenomena itu disebabkan oleh gas rumah kaca yang dihasilkan alam maupun aktivitas manusia.
Kegiatan manusia yang tidak ramah lingkungan menjadi penghasil gas rumah kaca paling berlebihan. Akibatnya, semakin banyak panas yang terperangkap dan membuat bumi menjadi lebih hangat. Inilah yang menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Gas rumah kaca adalah gas di atmosfer yang dapat menyerap dan memantulkan radiasi matahari. Aktivitas manusia yang menghasilkan gas rumah kaca dalam jumlah besar antara lain, pembakaran bahan bakar fosil seperti mengendarai kendaraan bermotor, limbah pertanian dan peternakan, penggunaan cholorofluorocarbon (CFC) untuk lemari es dan aerosol, serta limbah gas industri.
2.Pemanasan Global
Baca Juga: Prioritas Isu Perubahan Iklim dari Dimensi Politik dan Sosial
Fenomena perubahan iklim berawal dari pemanasan global. Kondisi itu ditandai dengan suhu bumi yang meningkat dari sebelumnya. Kenaikan suhu tersebut disebabkan adanya peningkatan emisi gas karbondioksida dan gas rumah kaca lainnya. Akibatnya, gas rumah kaca akan memerangkap panas di bumi sehingga terjadi kenaikan suhu. Hal tersebut akhirnya memengaruhi keadaan iklim yang berdampak kepada perubahan pola cuaca.
3. Kerusakan Lapisan Ozon
Lapisan ozon (O3) terletak di stratosfer dan berfungsi untuk menghalau radiasi ultraviolet B (UV-B) dari matahari. Jika terjadi kerusakan pada lapisan ozon, maka bumi akan mudah terpapar radiasi sinar UVB. Radiasi UVB berbahaya karena dapat merusak susunan DNA.
Pada manusia, UVB menyebabkan timbulnya penyakit kanker kulit dan katarak. UVB juga berbahaya bagi makhluk hidup lain sehingga berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem. Gas rumah kaca yang menyebabkan kerusakan lapisan ozon ialah CFC.
Pemanasan global yang terjadi di lapisan troposfer (bumi) menyebabkan kerusakan lapisan ozon semakin parah. Hal itu dikarenakan semakin sedikit panas yang dilepaskan ke luar troposfer, sehingga stratosfer menjadi lebih dingin.
Semakin rendah suhu pada stratosfer, maka semakin besar kerusakan pada lapisan ozon. Selain itu, dampak lain yang ditimbulkan dari hilangnya lapisan ozon ialah perubahan pola cuaca. Perubahan pola cuaca ini terjadi di daerah dengan garis lintang bumi yang lebih tinggi. Pola cuaca yang mengalami perubahan adalah salah satu faktor terjadinya perubahan iklim.