Desainer Nina Nugroho Manfaatkan Kain Janggawari dari Suku Baduy untuk Koleksi Terbarunya

Jum'at, 22 April 2022 | 13:37 WIB
Desainer Nina Nugroho Manfaatkan Kain Janggawari dari Suku Baduy untuk Koleksi Terbarunya
Desainer Nina Nugroho Manfaatkan Kain Janggawari dari Suku Baduy (Dok MUFFEST+)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Desainer Nina Nugroho identik dengan desain pakaian formal atau busana kerja wanita. kini beda dari biasanya, ia meluncurkan koleksi busana santai wanita multiperan bertajuk Esensia by Nina Nugroho.

Diluncurkan dalam event Muslim Fashion Festival plus atau Muffest+2022, koleksi ini memanfaatkan kain Janggawari buatan asli perempuan Suku Baduy di Desa Kanekes, Banten.

Saat ditemui awak media di Pacific Place, Kamis (21/4/2022), Nina mengaku sangat tertarik dengan kain Janggawari karena memiliki makna dan pesan mendalam tentang betapa besarnya peran perempuan dalam keluarga.

"Kain Janggawari ini ditenun hanya oleh perempuan asli Suku Baduy, bahkan perempuan bangsawannya juga membuat. Sarat akan makna karena saat membuatnya mereka sambil berdoa," ungkap Nina.

Baca Juga: Hadirkan Warna Baru dengan Mengedepankan Lifestyle Muslim, MUFFEST+ 2022 Tampilkan 300 Desainer/Brand

Desainer Nina Nugroho Manfaatkan Kain Janggawari dari Suku Baduy (Dok MUFFEST+)
Desainer Nina Nugroho Manfaatkan Kain Janggawari dari Suku Baduy (Dok MUFFEST+)

Kata Nina, kain Janggawari juga jadi bukti dan pengakuan perempuan dari Desa Kanekes atau Suku Baduy, bahwa perempuan bisa berperan bersama dan bisa memajukan ekonomi keluarga.

Sehingga lewat koleksi ini, Nina berharap bisa lebih mendekatkan diri dengan para perempuan dari aspek psikologi, dan tentang rasa empati terhadap perempuan yang multiperan, bisa mengurus keluarga tapi juga bisa bekerja atau berkarir.

"Jadi jika biasanya menampilkan busana formal, maka di Esensia ini menggambarkan peran lain dari perempuan, sehingga busana juga bisa digunakan di segala kondisi," papar Nina.

Adapun karakter desain kain Janggawari ini, bermotif diagonal berulang, yang juga salah satu motif kain yang cukup langka di Indonesia.

Pola diagonal berulang ini menyimpan makna bahwa perempuan harus melakukan segala kegiatan dengan konsisten, dan motif ini hanya bisa diciptakan perempuan bangsawan Suku Baduy

Baca Juga: Mau Beli Baju Lebaran? Ini Inspirasi Busana Muslim dari 15 Desainer Indonesia

Tidak kurang dari enam koleksi Esensia yang tampil di runway Muffest+, menggunakan siluet loose atau jatuh sehingga tidak membentuk badan.

Untuk warna, ia memanfaatkan warna monokrom atau hitam putih, warna favorit untuk merayakan lebaran Idulfitri mendatang. Tak lupa, bahan dior crepe dimanfaatkan Nina, karena lembut dan ringan membuat penampilan terlihat santai namun tetap elegan.

Desain shirt menggunakan ruffle pada garis hias memberikan kesan tegas namun tetap manis, dipadukan dengan kulot yang nyaman. Sementara basic shirt dengan hiasan pita yang menyatu pada kerah shirt dengan paduan cullote.

Masih shirt dengan model lengan wings yang unik dipadukan dengan skirt warna senada. Masih desain shirt dengan kerah baby dan lengan bishop dengan karet dipadukan dengan skirt.

Tunic dengan desain basic yang menawan, kerah baby dan lengan puff dengan manset lebar dan double preciosa dengan padanan kulot. Dress broken white yang elegan dengan kerah shanghai, lengan manset dan kancing preciosa.

Adapun untuk harga koleksi ini dibandrol dengan kisaran Rp400 ribu hingga Rp800 ribu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI