Suara.com - Desainer Nina Nugroho identik dengan desain pakaian formal atau busana kerja wanita. kini beda dari biasanya, ia meluncurkan koleksi busana santai wanita multiperan bertajuk Esensia by Nina Nugroho.
Diluncurkan dalam event Muslim Fashion Festival plus atau Muffest+2022, koleksi ini memanfaatkan kain Janggawari buatan asli perempuan Suku Baduy di Desa Kanekes, Banten.
Saat ditemui awak media di Pacific Place, Kamis (21/4/2022), Nina mengaku sangat tertarik dengan kain Janggawari karena memiliki makna dan pesan mendalam tentang betapa besarnya peran perempuan dalam keluarga.
"Kain Janggawari ini ditenun hanya oleh perempuan asli Suku Baduy, bahkan perempuan bangsawannya juga membuat. Sarat akan makna karena saat membuatnya mereka sambil berdoa," ungkap Nina.

Kata Nina, kain Janggawari juga jadi bukti dan pengakuan perempuan dari Desa Kanekes atau Suku Baduy, bahwa perempuan bisa berperan bersama dan bisa memajukan ekonomi keluarga.
Sehingga lewat koleksi ini, Nina berharap bisa lebih mendekatkan diri dengan para perempuan dari aspek psikologi, dan tentang rasa empati terhadap perempuan yang multiperan, bisa mengurus keluarga tapi juga bisa bekerja atau berkarir.
"Jadi jika biasanya menampilkan busana formal, maka di Esensia ini menggambarkan peran lain dari perempuan, sehingga busana juga bisa digunakan di segala kondisi," papar Nina.
Adapun karakter desain kain Janggawari ini, bermotif diagonal berulang, yang juga salah satu motif kain yang cukup langka di Indonesia.
Pola diagonal berulang ini menyimpan makna bahwa perempuan harus melakukan segala kegiatan dengan konsisten, dan motif ini hanya bisa diciptakan perempuan bangsawan Suku Baduy
Tidak kurang dari enam koleksi Esensia yang tampil di runway Muffest+, menggunakan siluet loose atau jatuh sehingga tidak membentuk badan.