Tak Banyak yang Tahu, Indonesia Ternyata Paling Terdepan Dunia di Bidang Eco Print

Kamis, 21 April 2022 | 13:15 WIB
Tak Banyak yang Tahu, Indonesia Ternyata Paling Terdepan Dunia di Bidang Eco Print
Eco print. (Dok: Istimewa).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Teknik eco printing memang berasal dari Australia, tapi uniknya ternyata Indonesia jadi yang terdepan di dunia sebagai pengusung konsep desain busana eco print.

Hal ini diungkap langsung Founder Asosiasi Eco Print Indonesia, Inen Kurnia yang mengatakan bahwa Indonesia memiliki 13 ribu anggota yang berfokus pada industri eco print.

Eco print adalah bahan yang digunakan untuk industri fashion maupun kebutuhan sehari-hari seperti sabun hingga sampo, yang menggunakan bahan dan pewarna alami, seperti daun, serat kayu, akar, biji hingga kulit buah.

Sedangkan eco printing adalah teknik pewarnaan di atas kain, yang didesain dan diwarnai menggunakan bahan alami dari alam.

Baca Juga: Peringati Hari Kartini, Buruh Gendong Beringharjo Unjuk Gigi di Atas Catwalk

 Founder Asosiasi Eco Print Indonesia, Inen Kurnia  (Suara.com/ Dini Afrianti)
Founder Asosiasi Eco Print Indonesia, Inen Kurnia (Suara.com/ Dini Afrianti)

"Kita itu jadi yang terdepan dari eco printing, padahal di dunia anggotanya ada 12 ribu, tapi cuma di Indonesia aja yang jumlahnya mencapai 13 ribu," ungkap Inen di event Muslim Fashion Festival (Muffest) 2022, di Ritz Carlton, Kamis (21/4/2022).

Inen mengatakan terdepannya Indonesia di bidang eco print karena melipahnya sumber daya manusia yang memanfaatkan pewarna alami seperti keberadaan masyarakat adat, hingga bahan alami yang melimpah ruah baik dari pohon, buah, hingga kekayaan alamnya

Meski begitu, Inen mengakui bahwa proses pembuatan busana dengan teknik dan bahan eco print tidak bisa secepat teknik lainnya. Ini karena setiap desain kain, hingga warnanya masing-masing memiliki keunikan dan tidak sama, sehingga akan kesan eksklusivitas sangat tinggi.

"Eco print ini handmade natural, eksklusif, sangat eksklusif, prosesnya tidak cepat. Tatangannya dari mendesain kain, lalu kain ini dijadikan baju, jadi esklusif the one and only," tutur Inen.

Lebih jauh, Inen juga mengakui bahwa bagi sebagian orang proses panjang penggunaan eco printing ini dianggap kekurangan, tapi bagi sebagain orang dianggap sebagai keunikan karena punya ciri khas di setiap masing-masing produknya, karena tidak sama.

Baca Juga: Sambut Hari Kartini, Puluhan Buruh Gendong Fashion Show Berkebaya di Pasar Beringharjo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI