Suara.com - Selain perjuangan emansipasinya, Hari Kartini yang jatuh pada 21 April setiap tahunnya juga sangat identik dengan kebaya. Pakaian tradisional ini memang biasa digunakan oleh R.A Kartini dalam kesehariannya.
Meski pada zaman modern seperti saat ini, kebaya telah semakin akrab dengan perempuan Indonesia, hingga berkembang dalam beragam jenis dan model, tak banyak dari kita yang tahu mengenai kebaya lebih dalam.
Untuk mengetahui sejarah dan fakta menarik lainnya mengenai kebaya, simak yuk daftarnya berikut ini, yang Suara.com rangkum dari berbagai sumber.
1. Sejarah Kebaya
Ada banyak spekulasi tentang asal usul kebaya. Ada beberapa yang mengatakan bahwa kebaya berasal dari Timur Tengah, sementara yang lain berpendapat bahwa kebaya juga mungkin berasal dari Cina.
Kebaya berasal dari kata Arab "kaba" yang berarti "pakaian" dan diperkenalkan ke Indonesia melalui bahasa Portugis. Istilah kebaya telah merujuk pada pakaian yang aslinya tampak seperti blus.
Banyak sumber juga mengutip pengaruh Cina pada pakaian pada masa itu, satu sumber membandingkan kebaya dengan tunik lengan panjang dengan bagian depan terbuka yang dikenakan oleh perempuan Dinasti Ming.
Jadi, pengenalan kebaya diakreditasi untuk dua kejadian besar, yakni pengaruh yang muncul dari Islam dan kedatangan orang Eropa ke nusantara. Penyebaran cepat penggunaan kebaya ini juga terkait dengan perdagangan rempah-rempah yang terjadi selama ini dalam sejarah.
2. Pertama kali dipakai di Indonesia selama abad ke-15 dan ke-16
Diketahui, kebaya pertama kali digunakan di Indonesia pada beberapa waktu selama abad ke-15 dan ke-16. Pakaian ini mirip dengan apa yang dideskripsikan sebagai blus panjang, pas, berkobar yang dikenal sebagai kebaya panjang.
Pada abad ke-16 oleh perempuan Portugis yang tiba di pantai barat daya Malaysia, terletak di seberang Selat Malaka dari Sumatera atau di barat laut Indonesia juga terlihat mengenakannya.
Baca Juga: Wanita Ini Tergiur Harga Murah Outer Kebaya di Toko Online, Kaget yang Datang Malah Begini
3. Desain kebaya terus berkembang
Setelah penjajahan Belanda, kebaya mengambil peran baru sebagai pakaian formal bagi perempuan Eropa di negara tersebut. Selama ini, kebaya sebagian besar dibuat dari kain mori. Modifikasi yang dilakukan pada kostum tradisional ini kemudian memperkenalkan penggunaan sutra dan bordir untuk menambah desain dan warna.