Suara.com - Pada tanggal 21 April kita memperingati Hari Kartini, hari kelahiran sosok penting inspiratif bagi seluruh wanita Indonesia, Raden Adjeng Kartini. Kartini dalam hidupnya memperjuangkan kesetaraan hak-hak perempuan. Tapi bagaimana situasi di tahun 2022? Apakah situasi perempuan saat ini sesuai dengan apa yang dicita-citakan Ibu Kartini?
Farah Djalal PhD, dosen universitas dan salah satu pendiri HatiPlong berbagi pengalaman pribadinya selama karirnya yang diharapkan dapat memberikan tips yang berguna bagi wanita muda yang sedang melalui fase kehidupan yang sama.
Meskipun banyak perempuan Indonesia yang mengenyam pendidikan tinggi, memiliki jenjang karir yang baik, dan memiliki posisi strategis dalam karirnya, perjuangan mereka tidak hanya untuk mencapai hal tersebut, tetapi juga perjuangan melawan ekspektasi masyarakat dan stigma yang ada. Pernahkah Anda memikirkan dampaknya terhadap kesehatan mental mereka?
Pendidikan tinggi bagi Farah Djalal, salah satu pendiri HatiPlong yang mengenyam pendidikan Psikologi hingga S3 di Leuven, juga disertai dengan konsekuensi dari lingkungan sekitar terkait pilihannya untuk mengejar gelar doktor. Beberapa kata yang ditemui Farah selama hidup dan berkarir, '‘Jangan sekolah ketinggian, nanti laki-laki takut”.
Menurut Farah, jika seseorang, baik laki-laki maupun perempuan, terus-menerus dihadapkan pada tuntutan sosial yang tidak sesuai dengan nilai-nilainya sendiri, dapat berdampak pada kesehatan mentalnya. Farah menambahkan, kecemasan dan depresi seringkali diakibatkan oleh kegagalan memenuhi tuntutan dari dalam dan dari lingkungan, dan ini sangat berbahaya.
Tampaknya cita-cita Kartini untuk persamaan hak dan kewajiban perempuan Indonesia telah tercapai, bahwa tidak ada batasan hukum bagi perempuan untuk mengenyam pendidikan tinggi dan posisi strategis dalam berkarir. Namun norma dan harapan yang ada di masyarakat masih berpotensi membatasi perempuan Indonesia untuk sejahtera secara mental.
Berikut adalah beberapa tips yang dapat berguna jika Anda ingin menjadi Kartini modern, sekaligus perempuan yang menginspirasi:
1. Kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang positif
Berada di sekitar orang-orang negatif dan tidak menghargai upaya yang kita lakukan dapat memengaruhi pikiran dan perasaan kita menjadi lebih buruk. Kita tidak selalu bisa mengubah perilaku dan pandangan orang lain tentang apa yang kita lakukan. Untuk itu, jika kita tidak mampu mengubah sumber masalah, mari cari orang-orang yang positif dan kelilingi diri kita dengan mereka.
2. Temukan dukungan sosial yang baik
Tidak peduli seberapa kuat kita, kita masih membutuhkan orang lain untuk mendukung kita. Ada kalanya kita merasa lelah, tidak ada salahnya untuk istirahat dan bergantung atau meminta bantuan orang lain. Jika perlu, carilah dukungan atau bantuan dari seorang profesional seperti psikolog.
Baca Juga: Perempuan di Makassar Gowes Pakai Baju Kebaya, Rayakan Hari Kartini
3. Jadilah diri sendiri dan lakukanlah!
Ini hidupmu! Anda menulis kisah hidup Anda. Jadilah diri sendiri untuk menemukan apa yang paling Anda inginkan dalam hidup Anda. Kemudian rencanakan perjalanan Anda untuk mencapainya. Jangan hidup hanya untuk membahagiakan orang lain.
4. Hargai setiap usaha yang kamu lakukan
Roma tidak dibangun dalam satu hari! Tidak ada usaha yang instan, semua butuh proses. Hargai setiap usaha dan langkah yang Anda ambil untuk mencapai apa yang Anda cita-citakan. Kegagalan itu biasa, yang terpenting jangan menyerah.
5. Sadarilah bahwa setiap orang memiliki nilai dan budaya yang berbeda
Setiap orang memiliki pengalaman hidup yang berbeda, sehingga nilai dan prinsip yang dianut pun berbeda. Kita tidak bisa memaksakan nilai yang kita miliki pada orang lain, dan begitu pula sebaliknya. Hargai pendapat mereka walaupun berbeda, coba untuk pahami sudut pandang mereka, namun kita tidak harus selalu mengubah nilai dan prinsip kita. Ambil yang baik, buang yang buruk, dan jangan lupa untuk bertoleransi.