Tren Unik: Banyak Orang Belajar Bahasa Asing Jam 5 Pagi Selama Ramadhan

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 19 April 2022 | 15:46 WIB
Tren Unik: Banyak Orang Belajar Bahasa Asing Jam 5 Pagi Selama Ramadhan
Ilustrasi belajar bahasa asing.[Pexels]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada sebuah tren unik belajar bahasa asing unik yang muncul selama Ramadhan. Selain melaksanakan salat, membaca Al-Quran, mengamalkan salat Sunnah, menyiapkan makanan untuk orang-orang terkasih, dan terlibat dalam kegiatan amal, banyak pula orang yang menggunakan momen Ramadan ini untuk belajar bahasa asing.

Menurut Duolingo, pengguna aktif harian (DAU) meningkat 61 persen sejak awal Ramadhan hingga 10 April, dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021. Selain itu, pengguna juga memanfaatkan waktu luang mereka dengan baik pada saat sahur dan jam makan siang untuk belajar.

Data tersebut juga mengungkapkan bahwa jumlah pengguna Indonesia yang belajar pada jam 5 pagi telah meningkat hampir tiga kali lipat selama Ramadhan hingga 10 April dibandingkan pada Maret 2022.

Rata-rata waktu yang dihabiskan oleh pengguna dalam mempelajari bahasa melalui aplikasi Duolingo tetap 19,5 menit, lebih tinggi daripada di negara Asia Tenggara lainnya seperti Thailand, Vietnam, dan Filipina.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Kabupaten Lampung Selatan Selasa 19 April 2022

Ilustrasi belajar bahasa asing.[pixabay/libellule789]
Ilustrasi belajar bahasa asing.[pixabay/libellule789]

Di antara 41 bahasa yang ditawarkan oleh Duolingo, ada beberapa bahasa paling populer yang tumbuh di antara pengguna baru di bulan Ramadhan ini, yakni bahasa Inggris, Korea, dan Jepang.

Saya belajar bahasa Korea karena saya mencintai K-Pop. Di sekolah tidak diajarkan mata pelajaran bahasa Korea dan apabila saya ingin belajar di pusat pembelajaran akan membutuhkan banyak biaya, sehingga saya memilih Duolingo untuk membantu saya untuk belajar bahasa asing, khususnya Korea,” kata Nisrina Kufiana, siswa SMA.

Duolingo menerapkan pendekatan unik untuk membantu pengguna mempelajari bahasa baru. Pendekatan ini menawarkan pelajaran sederhana dalam sesi-sesi kecil (bite-sized) yang lebih terasa seperti permainan daripada buku teks. Hal ini membuat belajar jauh lebih menyenangkan dan mencakup berbagai topik mulai dari keluarga dan karier hingga hobi dan makanan.

Duolingo bertujuan untuk menciptakan pengalaman belajar yang ringan namun berbobot bagi penggunanya. Sehingga pengguna bisa memanfaatkan waktu istirahat mereka selama 5 menit hingga 10 menit atau sebelum periode buka puasa untuk belajar.

Dalam pelajaran bahasa Inggris yang disesuaikan untuk penutur bahasa Indonesia, terdapat kalimat-kalimat unik seperti, "Kami tidak akan menunggu ratu," atau, yang sangat relevan dengan Indonesia, "Saya bukan dari Sabang; saya dari Merauke".

Baca Juga: Roadshow Hapus Tato Gratis di Bulan Suci Ramadhan

Liyanti Widji yang telah belajar bahasa Jepang selama bulan Ramadhan ini, merasa Duolingo membantunya memperkaya kosakata bahasa Jepang, “Saya suka menonton anime dan membaca manga sejak saya masih kecil. Duolingo membantu saya memahami hiragana dan katakana, dan menurut saya menonton anime adalah cara yang baik untuk melatih bahasa Jepang.”

Belajar bahasa asing merupakan perjalanan yang panjang tetapi juga bisa menjadi perjalanan yang menyenangkan. Bagaimana seseorang bisa menjalani proses belajar dengan menyenangkan selama Ramadhan ini?

“Saya belajar di aplikasi dengan memanfaatkan waktu luang antara setelah sahur dan subuh selama Ramadhan. Ini adalah waktu terbaik bagi saya untuk memulai hari dengan kegiatan yang bermakna”, kata Ramlan. Lain halnya dengan Liya yang menggunakan Duolingo untuk membantunya tidur lebih nyenyak setelah tarawih agar merasa lebih tenang.

Di era globalisasi saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa belajar bahasa internasional sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan. Menurut EF English Proficiency Index 2021, Indonesia menempati peringkat ke-80 diantara semua negara. Tetapi generasi muda Indonesia berusaha mengejar ketertinggalan ini dengan meningkatkan kompetensi diri dan membuka peluang baru dalam karir dan kehidupan sosial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI