Suara.com - Puisi adalah salah satu karya sastra yang disukai banyak orang, termasuk anak muda. Bahkan puisi juga sudah dipelajari di sekolah sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Adapun puisi akan semakin menarik dan indah saat dibacakan penyair. Ini karena penyair tersebut memperhatikan unsur-unsur puisi. Baikaik unsur intrinsik puisi maupun unsur ekstrinsik puisi.
Kali ini, penjelasan akan lebih fokus pada penjelasan unsur intrinsik puisi, mengutip Ruang Guru, Selasa (19/4/2022)
Unsur intrinsik puisi adalah unsur yang terdapat di dalam karya sastra (puisi). Unsur intrinsik puisi terbagi menjadi dua yaitu, unsur batin dan unsur fisik.
Baca Juga: Ulasan Buku Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro?: Puisi Sapardi yang Bersifat Imajis
Unsur Batin Puisi
Unsur batin terdiri dari tema, rasa, nada, dan amanat.
1. Tema
Tema adalah gagasan pokok yang diungkapkan dalam sebuah puisi. Tema menjadi penentu penyair untuk menentukan diksi dalam puisi.
2. Rasa
Baca Juga: Ulasan Buku "Namaku Sita" Karya Sapardi Djoko Damono: Prosa Lirik Berbagai Ilmu Pengetahuan
Rasa adalah ungkapan atau ekspresi penyair kepada sesuatu yang dituangkan ke dalam puisi.
Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, serta pengetahuan penyair.
3. Nada
Nada adalah bentuk sikap penyair terhadap pembaca. Nada memiliki kaitan erat dengan suasana.
Penyair dapat menyampaikan puisi dengan berbagai nada. Misalnya, puisi dengan nada sedih dapat membuat perasaan pembaca menjadi iba.
4. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Melalui puisi yang dibaca, pembaca dapat memperoleh amanat secara tersurat ataupun tersirat.
Unsur Fisik Puisi
Selain unsur batin, ada juga yang disebut unsur fisik puisi yang terdiri dari diksi, rima, tipografi, imaji, kata konkret, dan gaya bahasa.
1. Diksi
Diksi adalah pilihan kata pada puisi. Fungsi diksi dalam puisi ada dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi ekspresif. Fungsi estetis berarti diksi berguna sebagai unsur yang memperindah puisi.
Sedangkan fungsi ekspresif berarti diksi berguna sebagai unsur yang membantu penyair mengungkapkan ekspresi yang dimiliki.
2. Rima
Rima adalah kesamaan nada atau bunyi. Rima tidak hanya bisa dijumpai pada akhir setiap larik atau baris puisi saja, tetapi bisa juga berada di antara setiap kata dalam baris.
3. Tipografi
Tipografi adalah wujud estetik pada bentuk penulisan puisi. Secara umum, sering ditemukan puisi dalam bentuk baris, tetapi ada juga puisi yang disusun dalam bentuk fragmen-fragmen.
Bahkan ada juga puisi yang ditulis dengan bentuk yang menyerupai apel, bentuk zig-zag, ataupun model lainnya.
4. Imaji
Penyair juga sering menciptakan pengimajian atau pencitraan dalam puisinya. Imaji adalah kata atau rangkaian kata yang dapat memperjelas apa maksud dan tujuan penyair.
Pengimajian dilakukan agar puisi mampu menggugah imajinasi pembaca melalui penginderaan.
5. Kata Konkret
Kata konkret maksudnya adalah keinginan penyair untuk menggambarkan sesuatu secara lebih konkret atau berwujud.
Oleh karena itu, dipilih kata-kata yang membuat segala hal terkesan dapat disentuh dan dibayangkan.
6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara penyair menggunakan rangkaian kata dalam mengungkapkan sesuatu.
Dalam sebuah puisi, gaya bahasa banyak dijumpai dalam bentuk rangkaian kata yang bersifat konotatif, berlebihan, bahkan terkesan merendahkan diri.