Kewajiban zakat sudah dilaksanakan, kebutuhan lebaran sudah terpenuhi, dan utang sudah dibayar. Nah, berikutnya lakukan pay yourself first. Konsep ini dikenalkan oleh David Bach pada bukunya Automatic Millionare.
Maksud dari pay yourself first adalah mengalokasikan 30% pendapatan untuk persiapan masa depan. Persiapan masa depan dilakukan dengan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki saat ini ke dalam pos dana darurat, asuransi jiwa dan kesehatan, serta investasi yang dananya tidak boleh diambil dalam jangka waktu yang telah ditetapkan untuk kebutuhan di masa depan.
“Saat menerima THR, kita sebaiknya menggunakannya untuk kebutuhan pay yourself first. Dengan demikian, THR yang diterima tidak pamit begitu saja namun memberikan rasa tenang dan optimis karena telah mengamankan kondisi keuangan di masa depan," saran Edwin.
Dalam menerapkan konsep pay yourself first, diperlukan komitmen yang kuat karena sifatnya jangka panjang. Edwin mencontohkan, jika seseorang mengambil produk asuransi Term Life Insurance, maka ia harus membayar premi selama 6 tahun untuk mendapatkan perlindungan 10 tahun sehingga masa depan terlindungi dari risiko kerugian finansial jika terjadi kecelakaan yang menyebabkan cacat total dan tetap.
Demikian juga jika berkomitmen ingin berinvestasi di reksa dana selama 10 tahun, maka selama periode waktu tersebut, gunakan dana masa depan untuk melakukan top up investasi secara periodik dan tidak mengambil atau mencairkan dana tersebut sebelum 10 tahun.
Menyiapkan dana masa depan lewat asuransi sangat baik, karena asuransi memberikan proteksi guna menjaga keberlangsungan hidup pada masa mendatang jika terjadi risiko sakit, kecelakaan hingga kematian.
“Kendala berasuransi pada masyarakat sering terbentur masalah premi. Padahal, kita hanya perlu membayar premi dalam jangka waktu tertentu untuk bisa mendapatkan manfaat seumur hidup. Contohnya pada produk Q Smart Life New Gen Insurance yang memberikan jaminan perlindungan jiwa yang panjang hingga usia 99 tahun tanpa harus membayar premi seumur hidup. Bahkan memiliki nilai tunai yang dijamin,“ sebut Edwin.
Nah, jika alokasi THR sudah diterapkan untuk hal-hal penting di atas, dan kemudian masih tersisa, barulah kamu bisa menggunakannya untuk memanjakan diri sendiri. Misalnya, membeli baju lebaran, membeli pernak-pernik lebaran, buka puasa bersama teman, ke salon untuk merapikan rambut sebelum hari raya, dan lainnya. Upayakan anggaran tidak melebihi 10% dari dana yang tersedia, dan tahan keinginan lainnya sampai tabungan mencukupi atau sampai THR berikutnya.
Baca Juga: Sopir Taksi Menangis Haru Dapat THR dari Penumpang yang Dibelikannya Takjil