Apakah NFT Bisa Jadi Peluang Mengembangkan Ekonomi Kreatif? Ini Kata Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 09 April 2022 | 08:26 WIB
Apakah NFT Bisa Jadi Peluang Mengembangkan Ekonomi Kreatif? Ini Kata Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo
Foto: Ilustrasi NFT atau non-fungible token. [Antara/Pixaby]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Non-fungible token alias NFT menjadi perbincangan yang menarik terutama bagi pelaku ekonomi kreatif. Apa kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo soal hal ini?

"Ini adalah sebuah peluang yang perlu kita perhatikan, walau masih banyak risiko dan hal yang diperhatikan, biarlah ini menjadi diskusi yang transparan," kata Angela saat meresmikan Art Jakarta Gardens 2022, dikutip dari ANTARA, Sabtu (9/4/2022).

Pameran seni Art Jakarta Gardens 2022 untuk pertama kalinya diadakan secara luring setelah dunia dilanda pandemi. Dua tahun belakangan, pekan seni ini diadakan secara daring.

Pameran yang diadakan di Hutan Kota by Plataran, Jakarta bisa membuat pencinta seni bisa hadir secara fisik untuk mengapresiasi karya seni rupa secara langsung. Namun, dia mengingatkan digitalisasi tetap tidak boleh diabaikan.

Baca Juga: Akun Twitter Resmi Dewan Pers Diduga Diretas, Unggah Cuitan Seputar NFT, Publik: Serangan Parah

"Kita harus bisa mengembangkan konsep-konsep kombinasi experience offline dan online karena ada konsumen muda yang harus kita garap, di mana mereka sangat dekat dengan digitalisasi," ujar dia.

Kemenparekraf, ujar Angela, terus berkomitmen untuk mendukung perkembangan seni rupa di Indonesia, termasuk dalam berinovasi di masa pandemi dan dalam menghadapi perkembangan teknologi.

“Tentunya kolaborasi dengan seluruh stakeholder seni rupa, bapak ibu semua yang ada disini sangatlah penting bagi kami, agar bisa memajukan dan menguatkan ekosistem seni rupa di Indonesia,” ujarnya.

Mengiringi maraknya wacana mengenai seni rupa digital dan teknologi blockchain yang berkembang belakangan ini, Art Jakarta Gardens berkolaborasi dengan Solana untuk menampilkan pameran NFT. Dikurasi oleh Evan Tan, seorang pemengaruh dan kolektor NFT yang tekun mengikuti perkembangan hal NFT, pameran ini diharapkan dapat memberikan pengantar dan edukasi yang memadai mengenai berbagai aspek NFT.

Direktur Artistik Art Jakarta, Enin Supriyanto, mengatakan pameran NFT di acara ini diharapkan bisa memberi edukasi terhadap masyarakat agar bisa melihat NFT dari berbagai aspek, tak cuma keriuhan soal kesuksesan dan harga yang meroket, tapi juga hingga proyek yang gagal.

Baca Juga: Menparekraf Dorong Pelaku Ekonomi Kreatif Bidang Otomotif Bersaing di Level Global

Sementara itu, Angela berharap pameran seni ini bisa meningkatkan apresiasi publik dan transaksi terhadap karya seni rupa.

“Kehadiran art fair ini sangat tepat waktu sekali, apalagi kita melihat tren pasar seni global yang sudah meningkat dan bahkan melebihi angka sebelum pandemi,” ujarnya,

Angela menjelaskan, berdasarkan Art Basel dan UBS Global Art Market Report, penjualan agregat dari karya seni dan barang antik mencapai 65,1 miliar dolar AS pada tahun 2021. Lebih tinggi 0,7 miliar dolar AS dari tahun 2019.

Dimulai pada 2009, Art Jakarta telah menjadi salah satu art fair terkemuka di kawasan Asia Tenggara. Tahun ini Art Jakarta mengusung konsep yang segar dan inovatif, Art Jakarta Gardens 2022 sebagai pameran yang memadukan seni, baik dalam konteks dalam ruangan maupun luar ruangan.

Ini adalah pameran seni rupa ruang terbuka pertama di Indonesia yang menyajikan keasrian taman kota berpadu apik dengan keindahan seni rupa Indonesia.

Karya seni yang ditonjolkan dalam Art Jakarta Gardens 2022 lebih berfokus kepada seni patung. Kurang lebih terdapat 100 seniman yang terlibat. Di bagian luar ruangan, terdapat kurang lebih 40 buah patung selain juga seni lukis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI