Marshel Widianto Diperiksa Polisi Usai Beli Konten Porno Dea OnlyFans, Berbedakah dengan Video Erotis?

Jum'at, 08 April 2022 | 16:35 WIB
Marshel Widianto Diperiksa Polisi Usai Beli Konten Porno Dea OnlyFans, Berbedakah dengan Video Erotis?
Komedian Marshel Widianto memberikan keterangan kepada awak media usai menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (7/4/2022). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama Marshel Widianto mencuat usai diperiksa sebagai saksi karena membeli konten pornografi foto dan video porno Dea OnlyFans. Ia membeli konten tersebut dengan dalih ingin membantu finansial mahasiswi tersebut.

Hal ini membuat komika tersebut berpotensi menjadi tersangka, karena segala aksi berbau pornografi sebagai pembuat atau penikmatnya tidak dibenarkan di aturan perundangan di Indonesia.

Melihat kasus ini, lantas tidak sedikit masyarakat yang penasaran apa perbedaan antara video porno dan video erotis, yang keduanya kerap dianggap sama.

Beberapa waktu lalu suara.com, sempat berbincang dengan Seksolog Zoya Amirin yang mengungkap perbedaan video porno dan video erotis.

Baca Juga: Terpopuler! Kumpulan Berita Marshel Widianto Beli Video Dea OnlyFans, Minta Maaf Hingga Ungkap Alasan Dibaliknya

Dea OnlyFans. [Instagram@gresaidss]
Dea OnlyFans. [Instagram@gresaidss]

Menurut Zoya, video porno kerap kali membuat penontonnya mempertanyakan kebenaran aktivitas seksual seseorang atau aktivitas seksual dirinya bersama pasangan.

"Kayak misalnya kalau video itu bisa lama (melakukan aktivitas seks) kenapa suami sebentar?. Di video itu bentuk kelamin seperti ini, warnanya seperti ini, kok punya saya berbeda," ungkap Zoya beberapa waktu lalu.

Itulah sebabnya, kata Zoya, acapkali video porno bisa mengganggu hubungan seksual dengan pasangan, karena kerap membandingkan.

Padahal di balik video porno itu ada skenario, pengambilan gambar dan sebagainya yang diatur sedemikian rupa.

"Apalagi semua video porno itu lebih mengacu kepada bertujuan untuk merangsang individu yang nonton," jelas Zoya.

Baca Juga: Dampak Konsumsi Konten Porno Seperti Marshel Widianto dan Berita Kesehatan Hits Lainnya

Di sisi lain, karena dijadikan bahan pembanding video porno tidak sungkan memperlihatkan bentuk kelamin tanpa sensor dan diekspos lebih vulgar.

Namun sebaliknya, tidak dengan video atau film erotis yang tidak pernah memperlihatkan alat kelamin.

"Kalau video porno itu langsung memperlihatkan kelaminnya. Berbeda dengan video erotis, seperti film 365 Day itu adalah video erotis, bukan porno, karena dia tidak men-zoom atau melebih-lebihkan bagian kelaminnya," terangnya.

"Itu (kelamin) nggak kelihatan, tapi ada hubungan seksualnya, itu bedanya video porno dan video erotis," pungkas Zoya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI