"Jadi saya waktu melihat ini, ini patung terbengkalai, saya menemukan patung ini di pengrajin patung, karena mereka kalau patung patah yaudah, karena mereka masih membuat patung dari konsep mereka," cerita Dwi.
Ia melanjutkan, tidak semua patung yang ditemukan terbengkalai ia boyong dan dijadikan sebuah karya, melainkan ada keterikatan jiwa antara dirinya dan patung tersebut.
"Jadi kayak jodoh gitu saling terkait, begitu kali ya," tuturnya seraya berkelakar.
Dilengkapi dan Dilebur bersama Perunggu

Dwi dan timnya punya cara unik memperbaiki patung-patung ini jadi karya baru, yaitu mengganti patahan patung dengan perunggu alias logam.
Sehingga terjadilah perpaduan meleburkan batu dan logam menjadi sebuah karya, dengan ikatan dua elemen.
Arti dari gabungan dua elemen ini menyiratkan pesan bahwa, sebagai manusia perlu meleburkan tubuh, pikiran, rasa, jiwa dan spiritualitas.
"Ide ini pertama kali muncul, saya punya patung di rumah tapi patah, leher nggak ada, pinggulnya patah, saya sering bengong liatin itu, patahannya kemana ya. Apa gue bikin aja dari elemen lain," cerita Dwi.
Lalu jadilah, ia bersama timnya melakukan peleburan, membuat cetakan perunggu khusus dan menyatukannya. Selanjutnya, Dwi ambil peran untuk melakukan finishing.
"Untuk satu patung butuh 3 hingga 4 bulan pembuatannya, karena kita perlu buat cetakan, dan cetakan setiap patung dan bagiannya beda-beda, jadi nggak ada satupun yang sama," jelasnya.